CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 24 Desember 2015

Dwi Pujiatin- Tugas Seminar Proposal

PROPOSAL
Strategi Manajemen Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan 
 (Studi Multisitus di [SCHOOL NAME] dan [SCHOOL NAME])
Oleh: Dwi Pujiatin

A.      Konteks Penelitian
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, proses pendidikan akan mengalami banyak hambatan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan ini perlu menjadi perhatian segenap pihak manajemen dalam suatu lembaga pendidikan, khususnya bidang manajemen sarana dan prasarana.
Sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.”[1] Dengan demikian, pemenuhan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di setiap satuan maupun jenjang pendidikan telah diatur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur serta menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan, serta penataan.[2] Salah satu sarana pendidikan yang idealnya harus ada dalam setiap lembaga pendidikan adalah perpustakaan.
Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, pusat sumber belajar, dan sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.[3] Dengan keberadaan perpusatakaan dapat mempermudah siswa untuk menggali informasi pendidikan tidak hanya bersumber pada guru. Selain itu, hal ini juga dapat memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber baik berupa buku teks maupun sumber lainnya yang tersedia di perpustakaan. Sebagai salah satu sarana pendidikan, perpustakaan juga tidak bisa dikelola secara sembarangan. Hal ini berarti agar keberadaan perpustakaan berjalan sebagaimana fungsinya maka pengelolaannya harus sesuai dengan standar manajemen perpustakaan.
Manajemen perpustakaan merupakan salah satu kajian tentang apa dan bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan, baik melalui teori dan praktik agar perpustakaan dapat dikelola dengan berdaya guna dan berhasil guna, sehingga keberadaanya di tengah-tengah masyarakat mampu menyeleksi, menghimpun, mengolah, memelihara sumber informasi dan memberdayakan dengan memberikan layanan serta nilai tambah bagi mereka yang membutuhkannya.[4] Namun perlu disadari, sampai sejauh ini tidak semua pengguna jasa perpustakaan mendapatkan fasilitas dan layanan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi peringatan bagi segenap pihak untuk membenahi dan mengembangkan perpustakaan.
Pada umumnya mindset yang tertanam bahwa pengembangan perpustakaan identik dengan pembangunan fasilitas fisik perpustakaan. Sasaran pengembangan perpustakaan bukan sekedar terpusat perbaikan dan pembangunan fasilitas fisik seperti bangunan, koleksi buku, fasilitas IT, dan sebagainya. Meskipun fasilitas-fasilitas tersebut memang mutlak diperlukan, namun yang juga tak kalah penting adalah kualitas pelayanan dan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, dalam menempatkan staf yang mengurus masalah perpustakaan hendaknya dipilih yang benar-benar berkompeten di bidangnya, sehingga dalam melaksanakan tugasnya tidak asal-asalan.
Sistem manajemen perpustakaan juga harus responsif terhadap perkembangan teknologi informasi. Abad modern yang ditandai dengan penemuan-penemuan peralatan canggih hendaknya juga mampu dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan perpustakaan. Dalam hal ini harus ada upaya transformasi menuju kualitas pelayanan yang lebih baik dengan peningkatan kualitas fasilitas serta sumber daya manusia sebagai penggunanya. Jika pada zaman dahulu segala kegiatan perpustakaan dilakukan secara konvensional maka saat ini aktivitas transaksi peminjaman, pengembalian, pengecekan koleksi, dan sebagainya dapat dilakukan secara online. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kemajuan pengelolaan perpustakaan suatu lembaga pendidikan salah satunya dapat diidentifikasi melalui sistem pengelolaannya yang berbasis IT.
Pemanfaatan produk hasil kemajuan teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan memang memberikan banyak kemudahan, seperti akses pelayanan yang cepat dan akurat. Namun di sisi lain juga memiliki kelemahan, yaitu biaya pengadaan dan perawatan yang cukup tinggi serta menimbulkan ketergantungan terhadap fasilitas IT.[5] Sebagai contoh pada zaman dulu untuk menggali informasi dari suatu buku maka perlu membacanya secara jeli dan runtut. Tetapi dengan adanya digital library untuk memperoleh informasi yang dirujuk dari suatu buku atau jurnal cukup dengan mengetik kata kunci maka akan muncul informasi yang dibutuhkan. Dampak negatifnya bagi siswa adalah kurangnya minat membaca buku karena setiap kali perlu suatu informasi hanya mengandalkan mesin pencari (browser) sehingga informasi yang dibaca hanya sebatas yang dicarinya saja.
Pengembangan perpustakaan di lembaga pendidikan juga tak luput dari berbagai kendala. Kendala tersebut boleh jadi berupa aspek struktural, maupun aspek teknis. Dalam aspek struktural keberadaan perpustakaan sekolah kurang mendapat perhatian dari pihak manajemen sekolah. Sementara dalam aspek teknis keberadaan perpustakaan sekolah belum ditunjang aspek-aspek yang bersifat teknis yang sangat dibutuhkan oleh perpusatakaan sekolah seperti: tenaga, dana, serta fasilitas lainnya. Kendala pengembangan perpustakaan yang dialami oleh lembaga pendidikan Islam pada dasarnya juga tidak jauh berbeda dengan lembaga pendidikan umum.
Pihak manajemen sekolah khususnya bidang perpustakaan yang berkomitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan tentunya memiliki strategi tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi yang dirumuskan telah didahului dengan analisis sebelumnya agar mampu mengembangkan perpustakaan secara optimal serta memberi solusi terhadap kendala-kendala pengembangan perpustakaan.
Upaya pengembangan dan peningkatan mutu manajemen perpustakaan di sekolah atau madrasah telah dirintis untuk menuju pada pemanfaatan teknologi sistem informasi. Sekolah dan madrasah yang mulai merintis pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam meningkatkan mutu layanan perpustakaan diantaranya adalah ........................................... dan .......................
................................. sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam memiliki perpustakaan yang mengalami kemajuan cukup progresif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sistem pengelolaan perpustakaan madrasah ini senantiasa berbenah dan selalu mengalami peningkatan kualitas pelayanan setiap tahunnya. Upaya perbaikan  fasilitas maupun kinerja sumber daya manusia terus ditingkatkan sehingga berhasil mencapai level kemajuan seperti sekarang.
Madrasah yang berdiri sejak tahun 1980 ini pada awal berdirinya masih belum memiliki gedung sendiri, sehingga kegiatan belajar mengajar untuk sementara masih meminjam gedung ................................. Namun seiring perjalanan waktu dan berbagai upaya pengembangan sehingga saat ini memiliki fasilitas yang tergolong lengkap, salah satunya adalah perpusatakaan. Perpustakaan yang memiliki luas 104 m2 dalam kondisi baik ini memiliki koleksi sebagai berikut: 1) 22 judul buku Quran dan Hadits sebanyak 838 eksemplar, 2) 13 judul buku Fiqh sebanyak 679 eksemplar, 3) 4 judul buku Ushul Fiqh sebanyak 23 eksemplar, 4) 7 judul Ilmu Tafsir sebanyak 73 eksemplar, 5) 11 judul buku Ilmu Hadits sebanyak 98 eksemplar, 6) 11 judul buku Akidah-Akhlak sebanyak 878 eksemplar, 7) 12 judul Buku Bahasa Arab sebanyak 1.018 eksemplar, 8) 12 judul buku Sejarah Kebudayaan Islam sebanyak 1.103 eksemplar, 9) 13 judul buku Pendidikan Kewarganegaraan sebanyak 1.037 eksemplar, 10) 27 judul buku Bahasa dan Sastra Indonesia sebanyak 2.490 eksemplar, 11) 16 judul buku Bahasa Inggris sebanyak 1.043 eksemplar, 12) 19 judul buku Matematika sebanyak 1.078 eksemplar, 13) 12 judul buku Fisika sebanyak 1.447 eksemplar, 14) 20 judul buku Biologi sebanyak 1.001 eksemplar, 15) 12 judul buku Kimia sebanyak 992 eksemplar, 16) 13 judul buku Ekonomi sebanyak 692 eksemplar, 17) 9 judul buku Sejarah Nasional dan Umum sebanyak 476 eksemplar, 18) 8 judul buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebanyak 37 eksemplar, 19) 6 judul buku Antropologi sebanyak 445 eksemplar, 20) 9 judul buku Sosiologi sebanyak 450 eksemplar, 21) 10 judul buku Tata Negara 299 eksemplar, 22) 6 judul buku Sastra dan Budaya sebanyak 253 eksemplar, 23) 11 judul buku Sejarah Budaya sebanyak 253 eksemplar, 24) 3 judul buku Bahasa asing Lainnya sebanyak 18 eksemplar, 25) 5 judul buku Pendidikan Seni sebanyak 13 eksemplar, 26) 6 judul buku Geografi sebanyak 598 eksemplar, 27) 13 judul buku Program Ketrampilan sebanyak 26 eksemplar, dan 28) 18 judul ensiklopedia sebanyak 62 eksemplar. Di samping memperkaya koleksi buku, sistem administrasi dan transaksi juga telah menggunakan sistem komputerisasi. Selain itu, hasil karya guru dan tugas siswa disimpan sebagai koleksi dalam bentuk digital yang dapat diakses dengan mudah saat dibutuhkan. 
Sementara itu berdasarkan studi pendahuluan terhadap perpustakaan di ................................ diperoleh informasi awal yang masih bersifat umum. Perpustakaan yang memiliki luas 81 m2 ini memiliki koleksi sebagai berikut: 1) 3 judul buku Bahasa Indonesia sebanyak 260 eksemplar, 2) 11 judul buku Matematika sebanyak 236 eksemplar, 3) 3 judul buku Bahasa Inggris sebanyak 180 eksemplar, 4) 4 judul buku Teknik Instalasi Tenaga Listrik sebanyak 218 eksemplar, 5) 4 judul buku Teknik Permesinan sebanyak 314 eksemplar, 6) 10 judul buku Teknik Kendaraan Ringan sebanyak 586 eksemplar, 7) 2 judul buku Teknik Sepeda Motor sebanyak 200 eksemplar, 8)  8 judul buku Teknik Pengolahan Hasil Pertanian sebanyak 350 eksemplar. Seiring bertambahnya jumlah peserta didik dan rombongan belajar di setiap penerimaan peserta didik baru setiap tahunnya diperoleh pula keterangan bahwa masih perlu adanya penambahan jumlah koleksi terutama untuk  mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 984 eksemplar, Matematika sebanyak 1.008 eksemplar, dan Bahasa Inggris sebanyak 1.064 eksemplar.
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai strategi peningkatan mutu yang diterapkan oleh pihak manajemen perpustakaan ............................ dan ..................... dengan melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Manajemen Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan (Studi Multisitus di ............................... dan ..........................)”.

B.       Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pemaparan dalam konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian ini adalah strategi manajemen yang dirancang dan dilaksanakan oleh pihak pengelola untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ............................. dan ..............................
Berdasarkan fokus masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ............................... dan ..............................?
2. Bagaimana pelaksanaan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di .................................. dan ..........................?
3. Bagimana evaluasi terhadap strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di .................................. dan ..........................?

C.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk:
  1.  Mendeskripsikan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ........................ dan .........................
  2. Mendeskripsikan pelaksanaan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ...................... dan ...........................
  3. Mendeskripsikan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ............................ dan .............................


D.      Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    Teoritis
Hasil temuan penelitian ini dapat menemukan dan atau memperkaya teori mengenai strategi ideal untuk meningkatkan mutu manajemen sarana prasarana dalam lembaga pendidikan Islam khususnya perpustakaan.
2.    Praktis
a.    Bagi kepala sekolah
Dapat memberi masukan dan bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam mengambil kebijakan pengembangan sarana dan prasarana sekolah, khususnya perpustakaan.
b.    Bagi kepala perpusatakaan
Dapat memberi masukan dan bahan pertimbangan bagi kepala perpustakaan dalam meningkatkan mutu strategi manajemen perpustakaan untuk mencapai standar mutu yang lebih tinggi. 
c.    Bagi staf perpustakaan
Dapat memberikan motivasi bagi staf  perpustakaan untuk meningkatkan kinerja pelayanannya sehingga jika diadakan penelitian selanjutnya menunjukkan kualitas yang lebih baik.
d.   Bagi peneliti
Dapat memberikan pengalaman dan memperluas wawasan serta meningkatkan keterampilan peneliti dalam kaitannya dengan manajemen perpustakaan.
e.    Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menjadi inspirasi dan acuan awal bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap topik yang sejenis atau relevan.
f.     Bagi IAIN Tulungagung
Dapat memperkaya koleksi hasil penelitian mahasiswa yang memungkinkan untuk dikaji lebih lanjut dalam susunan dan level yang lebih kompleks dan komprehensif.

E.       Penegasan Istilah
Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari multitafsir terhadap fokus dan judul penelitian maka perlu adanya penegasan istilah. Dalam penelitian ini, istilah yang mengarah pada fokus penelitian akan didefinisikan secara konseptual dan operasional sebagai berikut.
1.    Definisi konseptual
a.    Strategi Manajemen adalah suatu rumusan garis-garis besar keputusan dan tindakan yang ditetapkan oleh pengambil keputusan untuk dilakukan dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.
b.    Pelayanan Perpustakaan adalah aktivitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan.
2.    Definisi operasional
Tesis dengan judul “Strategi Manajemen untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan di Lembaga Pendidikan (Studi Multisitus di ........................ dan .....................) ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pihak manajemen sekolah khususnya bidang sarana dan prasarana perpustakaan dalam meningkatkan pelayanan perpustakaan di ....................... dan ..................... Dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan evaluasi terhadap program dan strategi yang dilaksanakan serta perencanaan selanjutnya.

F.       Kajian Pustaka
1.    Pelayanan Perpustakaan
a.    Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan (3) buku-buku kasusasteraan. Pengertian yang lebih umum dan luas tentang perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung/ bangunan, atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.[6] Sementara menurut Ibrahim Bafadal perpustakaan merupakan suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat dipergunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.[7] Berdasarkan pengertian tersebut maka perpustakaan bukan sekedar berupa gedung atau bangunan yang menyimpan koleksi buku-buku. Lebih luas dari itu, bahkan seiring dengan perkembangan dunia teknologi juga berkembang sistem online library yang dapat diakses tanpa harus berkunjung ke lokasi perpustakaan itu berada.
Sebuah perpustakaan sebagai salah satu unit kerja mempunyai unsur-unsur atau persyaratan sebagai berikut:[8]
1)   Adanya organisasi
2)   Dalam surat keputusannya, setidaknya tercantum secara jelas tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab dan struktur organisasinya.
3)   Surat keputusan itu merupakan landasan hukum konsideran, pertimbangan tentang pembentukan perpustakaan.
Adapun beberapa kebutuhan pokok perpustakaan sebagai suatu unit kerja meliputi hal-hal berikut:[9]
a)    Gedung (ruangan)
Gedung dan ruangan yang memadai dan cukup menampung koleksi pembaca, layanan, kegiatan pengolahan bahan pustaka, dan kegiatan administrasi. Perpustakaan yang berdiri sendiri biasanya memiliki sebuah bangunan sendiri, didesain khusus untuk perpustakaan dan dilengkapi dengan berbagai sarana, prasarana, perabot dan perlengkapan yang diperlukan, serta persyaratan-persyaratan yang standar bagi perpustakaan.
b)   Koleksi bahan pustaka
Koleksi bahan pustaka adalah sejumlah bahan pustaka yang telah ada di perpustakaan dan sudah diolah (diproses) sehingga siap dipinjamkan atau digunakan oleh pemakai. Jika standar minimal koleksi sudah ditentukan, tentunya selanjutnya adalah bagaimana pengembangannya karena perpustakaan lebih dikenal sebagai pusat informasi, pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan.
c)    Perlengkapan dan perabot
Perlengkapan dan perabot harus dimiliki oleh perpustakaan sekurang-kurangnya rak, meja baca, kursi untuk pegawai, lemari penyimpanan bahan pustaka, dan lemari katalog sehingga tugas dan fungsinya dapat berjalan.  Semua perabot dan perlengkapan perpustakaan harus diorganisasikan dengan baik meliputi perencanaan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemakaian dan perawatannya. Semua proses itu merupakan sebuah sistem yang berjalan sistematis dan mekanistis agar terhindar dari mismanagement.
d)   Mata anggran atau sumber pembiayaan
Ini merupakan sarana untuk menjamin tersedianya anggaran pendapatan dan belanja setiap tahun. Mata anggaran merupakan sumber pembiayaan dan pengembangan perpustakaan. Semakin besar mata anggaran semakin membuat perpustakaan leluasa untuk mengelolanya dalam rangka memajukan perpustakaan.
e)    Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah pelaksana kegiatan di perpustakaan. Tenaga kerja ini meliputi kepala perpustakaan, pejabat fungsional, pustakawan, tenaga teknis perpustakaan, dan tenaga administrasi. Semua tenaga kerja harus memenuhi persyaratan dan kualifikasi karena perpustakaan merupakan salah satu pekerjaan yang bersifat profesional-fungsional. Selain dipenuhinya persyaratan tersebut, perpustakaan juga harus memenuhi peraturan perundang-undangan tentang kepegawaian yang berlaku. Semua tenaga kerja atau karyawan merupakan komponen organisasi yang turut menentukan berkembang atau tidaknya suatu perpustakaan.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai.[10] Dengan demikian, perpustakaan sekolah menjadi salah salah satu sumber daya pembelajaran yang yang harus dimiliki oleh setiap sekolah.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan mengatur perpustakaan sekolah pada Bagian Ketiga Pasal 23 sebagaimana digambarkan secara skematis berikut.


Layanan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(ayat 5)

KOLEKSI
Buku Teks Wajib & Pendukung Pelaksanaan Kurikulum
(ayat 2 dan 3)

Memperhatikan Standar Nasional Pendidikan
(ayat 1)

Memenuhi Standar Nasional Perpustakaan
(ayat  1)

MELAYANI SEMUA PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK
(ayat 2)

Melayani Peserta Pendidikan Kesetaraan
(ayat 4)



DANA MINIMAL 5% ANGGARAN OPERASIONAL
atau belanja barang di luara belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan
(ayat 6)
 





Gambar 2.1 Skema Standar Peraturan Perpustakaan Sekolah[11]

b.    Pelayanan Perpustakaan
Keberhasilan perpustakaan sangat ditentukan layanan yang diberikan kepada pemakai. Layanan perpustakaan sebenarnya merupakan suatu proses aktivitas yang mencakup perencanaan, implementasi dan monitoring. Efektifitas layanan harus diukur dalam konteks sejauh mana layanan dapat memuaskan pemakainya bukan sekedar seberapa banyak yang dapat diraih.[12] Pada umumnya, pemakai akan merasa puas jika kebutuhan informasinya terpenuhi.[13] Layanan perpustakaan akan semakin bermutu jika tingkat keterpakaian koleksi dan kepuasan pemakai semakin meningkat. Oleh karena itu, agar mutu layanan perpustakaan meningkat, maka pengelola perpustakaan harus dapat merespon kebutuhan pemakai.
Sebagaimana tertera dalam UU Noor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan bahwa poin terpenting dalam layanan perpustakaan adalah sebagai berikut:[14]
1)   Harus prima dan berorientasi pada pemustaka
2)   Harus memenuhi standar perpustakaan nasional
3)   Dikembangkan memakai dan mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
4)   Dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dengan memanfaatkan secara optimal sumber daya perpustakaan sendiri atau perpustakaan lain
5)   Layanan perpustakaan terpadu dengan mewujudkan kerja sama antar perpustakaan
6)   Kerja sama ini dilakukan melalui jejaring telematika.

2.    Strategi Manajemen Perpustakaan
a.    Pengertian Manajemen Perpustakaan
Manajemen perpustakaan adalah pengelolaan perpustakaan yang didasarkan kepada teori dan prinsip-prinsip manajemen. Kandungan teori dan prinsip manajemen itu seperti kepemimpinan, penatalaksanaan, pengendalian, dan pemanfaatan sumber-sumber daya agar dapat mencapai hasil yang maksimal.[15] Namun demikian, manajemen perpustakaan tidak semata-mata hanya berdasarkan pada aspek teoritis saja, melainkan perlu ada modifikasi atau penyesuaian teori agar dapat diimplementasikan dalam praktik-operasional.
Penyelenggaraan perpustakaan yang bertumpu pada teori dan ilmu manajemen diharapkan dapat menjadikan perpustakaan berjalan dengan baik, efektif, dan efisien. Agar penyelenggaraan kegiatan manajemen perpustakaan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, terdapat beberapa teori yang dapat diterapkan dalam penyelenggaraan manajemen perpustakaan antara lain sebagai berikut:[16]
1)   Manajemen terbuka (open management) atau manajemen transparansi (tranparency management), yaitu manajemen yang dilaksanakan secara terbuka. Artinya bahwa semua program dan kegiatan organisasi perpustakaan dapat diketahui oleh semua orang selaku pegawai atau staf perpustakaan. Dengan demikian, mereka sejak awal dapat mempelajari dan mengikuti arah dan tujuan perpustakaan. Selanjutnya dapat berpartisipasi secara penuh sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kewajibannya. Apabila di perjalanan terdapat kendala atau penyimpangan dapat lebih dini diketahui untuk selanjutnya diperbaiki bersama.
2)   Manajemen berdasarkan sasaran (management by objective) merupakan teori yang dalam pelaksanaannya telah didahului dengan penentuan sasaran, target atau tujuan (goal) yang akan dicapai. Semua orang diharapkan dapat memahami dan menyadari hal tersebut. Dengan komando atau perintah pimpinan disertai motivasi dari dalam diri masing-masing sehingga dengan senang dan tulus menjalankan tugas dan fungsinya. Dengan pemahaman dan penerapan konsep itu maka kemungkinan untuk dapat berhasil akan lebih besar. Tujuan tersebut merupakan titik akhir atas semua kegiatan yang dilaksanakan.
3)   Manajemen paternalistis ialah manajemen yang mendasarkan semua kegiatan kepada kemampuan, kharisma dan perintah seorang pimpinan yang dianggap dan didudukkan sebagai seorang bapak. Pemimpin tersebut menurut teori merupakan figur panutan, kepercayaan, dan pengabdian, sehingga tidak berlebihan jika semua bawahan berharap dan sedikit banyak tergantung pada pemimpinnya.
4)   Manajemen berdasarkan program (management based on programming) merupakan suatu manajemen yang dijalankan melalui penyususnan semua program (perencanaan) yang telah ditentukan sebelum dilaksanakan. Dengan program-program yang baik dan mencakup semua bidang  maka diharapkan penyelenggaraan sebuah perpustakaan dapat berjalan terfokus, terarah, dan lebih baik.
5)   Manajemen modern, yaitu suatu teori manajemen yang dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri-ciri manajemen modern yang paling menonjol adalah berpikir rasional, logis, penuh perhitungan, dan predictable.

b.    Strategi Manajemen Perpustakaan
Strategi manajemen perpustakaan adalah suatu rumusan garis-garis besar keputusan dan tindakan yang ditetapkan oleh pengambil keputusan untuk dilakukan dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Strategi yang dimaksud antara lain mempertajam peran perpustakaan sebagai berikut:[17]
1)   Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, sumber belajar, tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, tempat rekreasi yang sehat, sebagai sarana memelihara dan melestarikan khasanah budaya umat manusia.
2)   Perpustakaan merupakan himpunan informasi dalam segala bentuk dan macamnya, baik yang tercetak (printed matter), terekam (recorded matter), dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perpustakaan merupakan catatan dan rekaman proses dan perjalanan sejarah umat manusia dari masa lalu, sekarang dan yang akan datang sebagai proses untuk menuju kesempurnaannya.
3)   Semua pihak terkait (stakeholders) dalam pembentukan, pembinaan dan pengembangan seharusnya menyadari dan mengambil sikap arif bahwa perpustakaan merupakan bagian dari dunia pendidikan dalam arti luas, baik formal, informal maupun nonformal.
4)   Kemajuan yang akan dicapai oleh umat manusia dalam suatu kehidupan hanya dapat diraih dengan kemajuan pola pikir (mindset) untuk menguasai ilmu pengetahuan, berpikir sistemik, menyeluruh atau holistik dan sikap serta perilaku yang positif. Di dalamnya keberadaan perpustakaan tidak bisa diabaikan.
5)   Pada dasarnya perpustakaan yang telah berfungsi dengan baik dalam pengertian dapat menjadi sumber dan acuan informasi merupakan sesuatu yang sangat strategis. Eksistensi suatu perpustakaan tersebut sekaligus menjadi tolok ukur kemajuan kehidupan masyarakat di sekitarnya.
6)   Perpustakaan mengelola informasi, sedangkan informasi terus diproduksi, dikemas dan disebarluaskan dalam berbagai media, serta berkembang setiap saat. Oleh sebab itu, penyelenggara perpustakaan harus pandai-pandai memilah dan memilih informasi yang paling bermanfaat. Perpustakaan harus berkerja secara profesional dan proporsional dalam melayani semua pemakainya.
  
G.   Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1  Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Persamaan
Perbedaan
Orisinalitas Penelitian
1.
I Putu Suhartika,
Universitas Udayana, 2004
Usaha Untuk Meningkatkan Layanan Perpustakaan
Fokus penelitian khusus pada pemanfaatan teknologi informasi


Implementasi Teknologi Informasi Sebagai Usaha Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan

Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dasar di Kecamatan Sragen



Inovasi Manajemen Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama

Pola Strategi Sinergis Pengembangan Perpustakaan Sekolah

Strategi Peningkatan Mutu pada Perpustakaan Perguruan Tinggi


Weeding: A Strategy for Effective Management of Library Stock at University of Ghana Medical School
2.
Tri Wahyu
ningsih,
Universitas Muham-madiyah  Surakarta,
2011
Pengelolaan perpustakaan
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang sekolah dasar
3.
Okdian Suprizal,
Universitas Bengkulu,
2013
Inovasi Manajemen Perpustakaan
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang sekolah menengah pertama
4.
Irawaty A. Kahar, Universitas Negeri Medan,
2009
Strategi Pengembangan Perpustakaan Sekolah
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
5.
Safrudin Aziz, STAIN Purwokerto, 2010
Strategi Peningkatan Mutu pada Perpusatakaan
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang perguruan tinggi
6.
Banleman Komlan dan Edwin S. Thomson, Ghana University, 2015 (International Journal)
Strategi Efektif Manajemen Perpustakaan
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang perguruan tinggi dan koleksi perpustakaan

H.      Paradigma Penelitian
Paradigma dalam penelitian ini menggunakan paradigma alamiah (naturalistik) yang bersumber dari pandangan fenomenologis, mengingat bahwa penelitian ini dilakukan untuk mencari pemahaman tentang sebuah fenomena dengan memfokuskan pada kondisi alamiah sehingga tidak terikat oleh variabel. Adapun alur pikir penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut.

Merencanakan dan mengorganisasikan bagaimana strategi untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan

Melaksanakan strategi untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan

Strategi Manajemen Untuk Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan

Mengevaluasi strategi untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan


Analisis data



Penyajian data


Penarikan kesimpulan

Kesimpulan akhir


Pengumpulan data


Reduksi data






[1]Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45
[2]E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2002), 49-50
[3] Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 3.
[4] Ibid.
[5] Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 35.
[6] Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Sagung Seto, 2010), 11-12.
[7] Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 3.
[8] Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku: Wacan Penulisan dan Penerbitan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),  14-15.
[9] Ibid.
[10] Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan ..., 39-40.
[11] Blassius Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknologi, (Jakarta: ISIPII, 2009), 159.
[12]David Bawden, User Oriented Evaluation of Information System and Services. Aldershot: Gower Publishing Company, 1990), 49
[13] Patricia Willard and Viva Tecca, Satisfying the User: a look at public library, Australian Library Journal 32 (1) , 1983: 41
[14] Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpusatakaan Pasal  14
[15] Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan ..., 20.
[16] Ibid., 27-28.
[17] Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat..., 151-152.

0 komentar: