PROPOSAL
Strategi Manajemen Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan
Perpustakaan
(Studi Multisitus di [SCHOOL NAME] dan [SCHOOL NAME])
Oleh:
Dwi Pujiatin
A.
Konteks Penelitian
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen yang
memiliki peran penting dalam proses pendidikan. Tanpa adanya sarana dan
prasarana yang memadai, proses pendidikan akan mengalami banyak hambatan. Oleh
karena itu, pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan ini perlu
menjadi perhatian segenap pihak manajemen dalam suatu lembaga pendidikan,
khususnya bidang manajemen sarana dan prasarana.
Sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.”[1]
Dengan demikian, pemenuhan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di
setiap satuan maupun jenjang pendidikan telah diatur sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan pemerintah.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur
serta menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan pengelolaan ini
meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan,
inventarisasi, penghapusan, serta penataan.[2]
Salah satu sarana pendidikan yang idealnya harus ada dalam setiap lembaga
pendidikan adalah perpustakaan.
Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, pusat
sumber belajar, dan sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.[3]
Dengan keberadaan perpusatakaan dapat mempermudah siswa untuk menggali
informasi pendidikan tidak hanya bersumber pada guru. Selain itu, hal ini juga
dapat memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri dengan memanfaatkan
berbagai sumber baik berupa buku teks maupun sumber lainnya yang tersedia di
perpustakaan. Sebagai salah satu sarana pendidikan, perpustakaan juga tidak
bisa dikelola secara sembarangan. Hal ini berarti agar keberadaan perpustakaan
berjalan sebagaimana fungsinya maka pengelolaannya harus sesuai dengan standar
manajemen perpustakaan.
Manajemen perpustakaan merupakan salah satu kajian tentang
apa dan bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan, baik melalui teori dan
praktik agar perpustakaan dapat dikelola dengan berdaya guna dan berhasil guna,
sehingga keberadaanya di tengah-tengah masyarakat mampu menyeleksi, menghimpun,
mengolah, memelihara sumber informasi dan memberdayakan dengan memberikan
layanan serta nilai tambah bagi mereka yang membutuhkannya.[4]
Namun perlu disadari, sampai sejauh ini tidak semua pengguna jasa perpustakaan
mendapatkan fasilitas dan layanan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, hal
ini perlu menjadi peringatan bagi segenap pihak untuk membenahi dan
mengembangkan perpustakaan.
Pada umumnya mindset yang tertanam bahwa pengembangan
perpustakaan identik dengan pembangunan fasilitas fisik perpustakaan. Sasaran
pengembangan perpustakaan bukan sekedar terpusat perbaikan dan pembangunan
fasilitas fisik seperti bangunan, koleksi buku, fasilitas IT, dan sebagainya.
Meskipun fasilitas-fasilitas tersebut memang mutlak diperlukan, namun yang juga
tak kalah penting adalah kualitas pelayanan dan sumber daya manusianya. Oleh
karena itu, dalam menempatkan staf yang mengurus masalah perpustakaan hendaknya
dipilih yang benar-benar berkompeten di bidangnya, sehingga dalam melaksanakan
tugasnya tidak asal-asalan.
Sistem manajemen perpustakaan juga harus responsif terhadap
perkembangan teknologi informasi. Abad modern yang ditandai dengan
penemuan-penemuan peralatan canggih hendaknya juga mampu dimanfaatkan untuk
menunjang kegiatan perpustakaan. Dalam hal ini harus ada upaya transformasi
menuju kualitas pelayanan yang lebih baik dengan peningkatan kualitas fasilitas
serta sumber daya manusia sebagai penggunanya. Jika pada zaman dahulu segala
kegiatan perpustakaan dilakukan secara konvensional maka saat ini aktivitas
transaksi peminjaman, pengembalian, pengecekan koleksi, dan sebagainya dapat
dilakukan secara online. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
kemajuan pengelolaan perpustakaan suatu lembaga pendidikan salah satunya dapat
diidentifikasi melalui sistem pengelolaannya yang berbasis IT.
Pemanfaatan produk hasil kemajuan teknologi informasi dalam
manajemen perpustakaan memang memberikan banyak kemudahan, seperti akses
pelayanan yang cepat dan akurat. Namun di sisi lain juga memiliki kelemahan,
yaitu biaya pengadaan dan perawatan yang cukup tinggi serta menimbulkan
ketergantungan terhadap fasilitas IT.[5]
Sebagai contoh pada zaman dulu untuk menggali informasi dari suatu buku maka
perlu membacanya secara jeli dan runtut. Tetapi dengan adanya digital
library untuk memperoleh informasi yang dirujuk dari suatu buku atau jurnal
cukup dengan mengetik kata kunci maka akan muncul informasi yang dibutuhkan.
Dampak negatifnya bagi siswa adalah kurangnya minat membaca buku karena setiap
kali perlu suatu informasi hanya mengandalkan mesin pencari (browser) sehingga
informasi yang dibaca hanya sebatas yang dicarinya saja.
Pengembangan perpustakaan di lembaga pendidikan juga tak luput
dari berbagai kendala. Kendala tersebut boleh jadi berupa aspek struktural,
maupun aspek teknis. Dalam aspek struktural keberadaan perpustakaan sekolah
kurang mendapat perhatian dari pihak manajemen sekolah. Sementara dalam aspek
teknis keberadaan perpustakaan sekolah belum ditunjang aspek-aspek yang
bersifat teknis yang sangat dibutuhkan oleh perpusatakaan sekolah seperti:
tenaga, dana, serta fasilitas lainnya. Kendala pengembangan perpustakaan yang
dialami oleh lembaga pendidikan Islam pada dasarnya juga tidak jauh berbeda
dengan lembaga pendidikan umum.
Pihak manajemen sekolah khususnya bidang perpustakaan yang
berkomitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan
perpustakaan tentunya memiliki strategi tertentu untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Strategi yang dirumuskan telah didahului dengan analisis sebelumnya
agar mampu mengembangkan perpustakaan secara optimal serta memberi solusi
terhadap kendala-kendala pengembangan perpustakaan.
Upaya pengembangan dan peningkatan mutu manajemen
perpustakaan di sekolah atau madrasah telah dirintis untuk menuju pada
pemanfaatan teknologi sistem informasi. Sekolah dan madrasah yang mulai
merintis pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam meningkatkan mutu layanan
perpustakaan diantaranya adalah ........................................... dan .......................
................................. sebagai salah satu
lembaga pendidikan Islam memiliki perpustakaan yang mengalami kemajuan cukup
progresif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sistem pengelolaan perpustakaan
madrasah ini senantiasa berbenah dan selalu mengalami peningkatan kualitas
pelayanan setiap tahunnya. Upaya perbaikan
fasilitas maupun kinerja sumber daya manusia terus ditingkatkan sehingga
berhasil mencapai level kemajuan seperti sekarang.
Madrasah yang berdiri sejak tahun 1980 ini pada awal
berdirinya masih belum memiliki gedung sendiri, sehingga kegiatan belajar
mengajar untuk sementara masih meminjam gedung ................................. Namun
seiring perjalanan waktu dan berbagai upaya pengembangan sehingga saat ini
memiliki fasilitas yang tergolong lengkap, salah satunya adalah perpusatakaan. Perpustakaan
yang memiliki luas 104 m2 dalam kondisi baik ini memiliki koleksi
sebagai berikut: 1) 22 judul buku Quran dan Hadits sebanyak 838 eksemplar, 2)
13 judul buku Fiqh sebanyak 679 eksemplar, 3) 4 judul buku Ushul Fiqh sebanyak
23 eksemplar, 4) 7 judul Ilmu Tafsir sebanyak 73 eksemplar, 5) 11 judul buku
Ilmu Hadits sebanyak 98 eksemplar, 6) 11 judul buku Akidah-Akhlak sebanyak 878
eksemplar, 7) 12 judul Buku Bahasa Arab sebanyak 1.018 eksemplar, 8) 12 judul
buku Sejarah Kebudayaan Islam sebanyak 1.103 eksemplar, 9) 13 judul buku
Pendidikan Kewarganegaraan sebanyak 1.037 eksemplar, 10) 27 judul buku Bahasa
dan Sastra Indonesia sebanyak 2.490 eksemplar, 11) 16 judul buku Bahasa Inggris
sebanyak 1.043 eksemplar, 12) 19 judul buku Matematika sebanyak 1.078
eksemplar, 13) 12 judul buku Fisika sebanyak 1.447 eksemplar, 14) 20 judul buku
Biologi sebanyak 1.001 eksemplar, 15) 12 judul buku Kimia sebanyak 992
eksemplar, 16) 13 judul buku Ekonomi sebanyak 692 eksemplar, 17) 9 judul buku
Sejarah Nasional dan Umum sebanyak 476 eksemplar, 18) 8 judul buku Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan sebanyak 37 eksemplar, 19) 6 judul buku Antropologi
sebanyak 445 eksemplar, 20) 9 judul buku Sosiologi sebanyak 450 eksemplar, 21)
10 judul buku Tata Negara 299 eksemplar, 22) 6 judul buku Sastra dan Budaya
sebanyak 253 eksemplar, 23) 11 judul buku Sejarah Budaya sebanyak 253
eksemplar, 24) 3 judul buku Bahasa asing Lainnya sebanyak 18 eksemplar, 25) 5
judul buku Pendidikan Seni sebanyak 13 eksemplar, 26) 6 judul buku Geografi
sebanyak 598 eksemplar, 27) 13 judul buku Program Ketrampilan sebanyak 26
eksemplar, dan 28) 18 judul ensiklopedia sebanyak 62 eksemplar. Di samping memperkaya
koleksi buku, sistem administrasi dan transaksi juga telah menggunakan sistem
komputerisasi. Selain itu, hasil karya guru dan tugas siswa disimpan sebagai
koleksi dalam bentuk digital yang dapat diakses dengan mudah saat
dibutuhkan.
Sementara itu berdasarkan studi pendahuluan terhadap
perpustakaan di ................................ diperoleh informasi awal yang masih
bersifat umum. Perpustakaan yang memiliki luas 81 m2 ini memiliki
koleksi sebagai berikut: 1) 3 judul buku Bahasa Indonesia sebanyak 260
eksemplar, 2) 11 judul buku Matematika sebanyak 236 eksemplar, 3) 3 judul buku
Bahasa Inggris sebanyak 180 eksemplar, 4) 4 judul buku Teknik Instalasi Tenaga
Listrik sebanyak 218 eksemplar, 5) 4 judul buku Teknik Permesinan sebanyak 314
eksemplar, 6) 10 judul buku Teknik Kendaraan Ringan sebanyak 586 eksemplar, 7)
2 judul buku Teknik Sepeda Motor sebanyak 200 eksemplar, 8) 8 judul buku Teknik Pengolahan Hasil Pertanian
sebanyak 350 eksemplar. Seiring bertambahnya jumlah peserta didik dan rombongan
belajar di setiap penerimaan peserta didik baru setiap tahunnya diperoleh pula
keterangan bahwa masih perlu adanya penambahan jumlah koleksi terutama
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
sebanyak 984 eksemplar, Matematika sebanyak 1.008 eksemplar, dan Bahasa Inggris
sebanyak 1.064 eksemplar.
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas mendorong
peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai strategi peningkatan mutu yang
diterapkan oleh pihak manajemen perpustakaan ............................ dan ..................... dengan melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Manajemen Untuk
Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan (Studi Multisitus di ............................... dan ..........................)”.
B.
Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pemaparan dalam konteks penelitian di atas, maka
fokus penelitian ini adalah strategi manajemen yang dirancang dan dilaksanakan
oleh pihak pengelola untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ............................. dan ..............................
Berdasarkan
fokus masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian yang diajukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu
pelayanan perpustakaan di ............................... dan ..............................?
2. Bagaimana pelaksanaan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu
pelayanan perpustakaan di .................................. dan ..........................?
3. Bagimana evaluasi terhadap strategi manajemen untuk
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di .................................. dan ..........................?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
- Mendeskripsikan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ........................ dan .........................
- Mendeskripsikan pelaksanaan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ...................... dan ...........................
- Mendeskripsikan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan di ............................ dan .............................
D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Teoritis
Hasil temuan
penelitian ini dapat menemukan dan atau memperkaya teori mengenai strategi
ideal untuk meningkatkan mutu manajemen sarana prasarana dalam lembaga
pendidikan Islam khususnya perpustakaan.
2. Praktis
a.
Bagi kepala sekolah
Dapat memberi
masukan dan bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam mengambil kebijakan
pengembangan sarana dan prasarana sekolah, khususnya perpustakaan.
b.
Bagi kepala perpusatakaan
Dapat memberi
masukan dan bahan pertimbangan bagi kepala perpustakaan dalam meningkatkan mutu
strategi manajemen perpustakaan untuk mencapai standar mutu yang lebih tinggi.
c.
Bagi staf perpustakaan
Dapat memberikan
motivasi bagi staf perpustakaan untuk
meningkatkan kinerja pelayanannya sehingga jika diadakan penelitian selanjutnya
menunjukkan kualitas yang lebih baik.
d.
Bagi peneliti
Dapat memberikan
pengalaman dan memperluas wawasan serta meningkatkan keterampilan peneliti
dalam kaitannya dengan manajemen perpustakaan.
e.
Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menjadi
inspirasi dan acuan awal bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
yang lebih mendalam terhadap topik yang sejenis atau relevan.
f.
Bagi IAIN Tulungagung
Dapat memperkaya
koleksi hasil penelitian mahasiswa yang memungkinkan untuk dikaji lebih lanjut
dalam susunan dan level yang lebih kompleks dan komprehensif.
E.
Penegasan Istilah
Untuk
mempermudah pemahaman dan menghindari multitafsir terhadap fokus dan judul
penelitian maka perlu adanya penegasan istilah. Dalam penelitian ini, istilah
yang mengarah pada fokus penelitian akan didefinisikan secara konseptual dan
operasional sebagai berikut.
1. Definisi konseptual
a.
Strategi Manajemen adalah suatu rumusan garis-garis besar
keputusan dan tindakan yang ditetapkan oleh pengambil keputusan untuk dilakukan
dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.
b.
Pelayanan Perpustakaan adalah aktivitas perpustakaan dalam
memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan.
2. Definisi operasional
Tesis
dengan judul “Strategi Manajemen untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan
di Lembaga Pendidikan (Studi Multisitus di ........................ dan .....................)
ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pihak manajemen sekolah khususnya bidang sarana dan prasarana perpustakaan
dalam meningkatkan pelayanan perpustakaan di ....................... dan .....................
Dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan evaluasi terhadap
program dan strategi yang dilaksanakan serta perencanaan selanjutnya.
F.
Kajian Pustaka
1. Pelayanan Perpustakaan
a.
Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan
mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan (3)
buku-buku kasusasteraan. Pengertian yang lebih umum dan luas tentang
perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung/ bangunan, atau
gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi yang disusun dan diatur
sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu
diperlukan oleh pembaca.[6]
Sementara menurut Ibrahim Bafadal perpustakaan merupakan suatu unit kerja dari
suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik
berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur
secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat dipergunakan sebagai
sumber informasi oleh setiap pemakainya.[7]
Berdasarkan pengertian tersebut maka perpustakaan bukan sekedar berupa gedung
atau bangunan yang menyimpan koleksi buku-buku. Lebih luas dari itu, bahkan
seiring dengan perkembangan dunia teknologi juga berkembang sistem online
library yang dapat diakses tanpa harus berkunjung ke lokasi perpustakaan
itu berada.
Sebuah
perpustakaan sebagai salah satu unit kerja mempunyai unsur-unsur atau
persyaratan sebagai berikut:[8]
1) Adanya organisasi
2) Dalam surat keputusannya,
setidaknya tercantum secara jelas tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab dan
struktur organisasinya.
3) Surat keputusan itu
merupakan landasan hukum konsideran, pertimbangan tentang pembentukan
perpustakaan.
Adapun beberapa kebutuhan pokok perpustakaan sebagai suatu
unit kerja meliputi hal-hal berikut:[9]
a) Gedung (ruangan)
Gedung dan
ruangan yang memadai dan cukup menampung koleksi pembaca, layanan, kegiatan
pengolahan bahan pustaka, dan kegiatan administrasi. Perpustakaan yang berdiri
sendiri biasanya memiliki sebuah bangunan sendiri, didesain khusus untuk
perpustakaan dan dilengkapi dengan berbagai sarana, prasarana, perabot dan
perlengkapan yang diperlukan, serta persyaratan-persyaratan yang standar bagi
perpustakaan.
b) Koleksi bahan pustaka
Koleksi bahan
pustaka adalah sejumlah bahan pustaka yang telah ada di perpustakaan dan sudah
diolah (diproses) sehingga siap dipinjamkan atau digunakan oleh pemakai. Jika
standar minimal koleksi sudah ditentukan, tentunya selanjutnya adalah bagaimana
pengembangannya karena perpustakaan lebih dikenal sebagai pusat informasi,
pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan.
c) Perlengkapan dan perabot
Perlengkapan dan
perabot harus dimiliki oleh perpustakaan sekurang-kurangnya rak, meja baca,
kursi untuk pegawai, lemari penyimpanan bahan pustaka, dan lemari katalog
sehingga tugas dan fungsinya dapat berjalan.
Semua perabot dan perlengkapan perpustakaan harus diorganisasikan dengan
baik meliputi perencanaan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemakaian
dan perawatannya. Semua proses itu merupakan sebuah sistem yang berjalan
sistematis dan mekanistis agar terhindar dari mismanagement.
d) Mata anggran atau sumber
pembiayaan
Ini merupakan
sarana untuk menjamin tersedianya anggaran pendapatan dan belanja setiap tahun.
Mata anggaran merupakan sumber pembiayaan dan pengembangan perpustakaan.
Semakin besar mata anggaran semakin membuat perpustakaan leluasa untuk
mengelolanya dalam rangka memajukan perpustakaan.
e) Tenaga kerja
Tenaga kerja
adalah pelaksana kegiatan di perpustakaan. Tenaga kerja ini meliputi kepala
perpustakaan, pejabat fungsional, pustakawan, tenaga teknis perpustakaan, dan
tenaga administrasi. Semua tenaga kerja harus memenuhi persyaratan dan
kualifikasi karena perpustakaan merupakan salah satu pekerjaan yang bersifat profesional-fungsional.
Selain dipenuhinya persyaratan tersebut, perpustakaan juga harus memenuhi
peraturan perundang-undangan tentang kepegawaian yang berlaku. Semua tenaga
kerja atau karyawan merupakan komponen organisasi yang turut menentukan
berkembang atau tidaknya suatu perpustakaan.
Perpustakaan
sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan
sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai.[10]
Dengan demikian, perpustakaan sekolah menjadi salah salah satu sumber daya
pembelajaran yang yang harus dimiliki oleh setiap sekolah.
Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan mengatur perpustakaan sekolah pada Bagian
Ketiga Pasal 23 sebagaimana digambarkan secara skematis berikut.
Layanan
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(ayat
5)
|
KOLEKSI
Buku
Teks Wajib & Pendukung Pelaksanaan Kurikulum
(ayat 2 dan 3)
|
Memperhatikan
Standar Nasional Pendidikan
(ayat 1)
|
Memenuhi
Standar Nasional Perpustakaan
(ayat 1)
|
MELAYANI
SEMUA PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK
(ayat
2)
|
Melayani
Peserta Pendidikan Kesetaraan
(ayat 4)
|
DANA
MINIMAL 5% ANGGARAN OPERASIONAL
atau
belanja barang di luara belanja pegawai dan belanja modal untuk
pengembangan perpustakaan
(ayat
6)
|
Gambar 2.1 Skema Standar
Peraturan Perpustakaan Sekolah[11]
b.
Pelayanan Perpustakaan
Keberhasilan
perpustakaan sangat ditentukan layanan yang diberikan kepada pemakai. Layanan
perpustakaan sebenarnya merupakan suatu proses aktivitas yang mencakup
perencanaan, implementasi dan monitoring. Efektifitas layanan harus diukur
dalam konteks sejauh mana layanan dapat memuaskan pemakainya bukan sekedar
seberapa banyak yang dapat diraih.[12]
Pada umumnya, pemakai akan merasa puas jika kebutuhan informasinya terpenuhi.[13]
Layanan perpustakaan akan semakin bermutu jika tingkat keterpakaian koleksi dan
kepuasan pemakai semakin meningkat. Oleh karena itu, agar mutu layanan
perpustakaan meningkat, maka pengelola perpustakaan harus dapat merespon
kebutuhan pemakai.
Sebagaimana
tertera dalam UU Noor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan bahwa poin terpenting
dalam layanan perpustakaan adalah sebagai berikut:[14]
1) Harus prima dan berorientasi
pada pemustaka
2) Harus memenuhi standar
perpustakaan nasional
3) Dikembangkan memakai dan
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
4) Dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan pemustaka dengan memanfaatkan secara optimal sumber daya perpustakaan
sendiri atau perpustakaan lain
5) Layanan perpustakaan terpadu
dengan mewujudkan kerja sama antar perpustakaan
6) Kerja sama ini dilakukan
melalui jejaring telematika.
2. Strategi Manajemen Perpustakaan
a.
Pengertian Manajemen Perpustakaan
Manajemen
perpustakaan adalah pengelolaan perpustakaan yang didasarkan kepada teori dan
prinsip-prinsip manajemen. Kandungan teori dan prinsip manajemen itu seperti
kepemimpinan, penatalaksanaan, pengendalian, dan pemanfaatan sumber-sumber daya
agar dapat mencapai hasil yang maksimal.[15]
Namun demikian, manajemen perpustakaan tidak semata-mata hanya berdasarkan pada
aspek teoritis saja, melainkan perlu ada modifikasi atau penyesuaian teori agar
dapat diimplementasikan dalam praktik-operasional.
Penyelenggaraan
perpustakaan yang bertumpu pada teori dan ilmu manajemen diharapkan dapat
menjadikan perpustakaan berjalan dengan baik, efektif, dan efisien. Agar
penyelenggaraan kegiatan manajemen perpustakaan dapat berjalan sebagaimana yang
diharapkan, terdapat beberapa teori yang dapat diterapkan dalam penyelenggaraan
manajemen perpustakaan antara lain sebagai berikut:[16]
1) Manajemen terbuka (open
management) atau manajemen transparansi (tranparency management), yaitu
manajemen yang dilaksanakan secara terbuka. Artinya bahwa semua program dan
kegiatan organisasi perpustakaan dapat diketahui oleh semua orang selaku
pegawai atau staf perpustakaan. Dengan demikian, mereka sejak awal dapat
mempelajari dan mengikuti arah dan tujuan perpustakaan. Selanjutnya dapat
berpartisipasi secara penuh sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kewajibannya.
Apabila di perjalanan terdapat kendala atau penyimpangan dapat lebih dini
diketahui untuk selanjutnya diperbaiki bersama.
2) Manajemen berdasarkan
sasaran (management by objective) merupakan teori yang dalam
pelaksanaannya telah didahului dengan penentuan sasaran, target atau tujuan (goal)
yang akan dicapai. Semua orang diharapkan dapat memahami dan menyadari hal
tersebut. Dengan komando atau perintah pimpinan disertai motivasi dari dalam
diri masing-masing sehingga dengan senang dan tulus menjalankan tugas dan
fungsinya. Dengan pemahaman dan penerapan konsep itu maka kemungkinan untuk
dapat berhasil akan lebih besar. Tujuan tersebut merupakan titik akhir atas
semua kegiatan yang dilaksanakan.
3) Manajemen paternalistis
ialah manajemen yang mendasarkan semua kegiatan kepada kemampuan, kharisma dan
perintah seorang pimpinan yang dianggap dan didudukkan sebagai seorang bapak.
Pemimpin tersebut menurut teori merupakan figur panutan, kepercayaan, dan
pengabdian, sehingga tidak berlebihan jika semua bawahan berharap dan sedikit
banyak tergantung pada pemimpinnya.
4) Manajemen berdasarkan
program (management based on programming) merupakan suatu manajemen yang
dijalankan melalui penyususnan semua program (perencanaan) yang telah
ditentukan sebelum dilaksanakan. Dengan program-program yang baik dan mencakup
semua bidang maka diharapkan
penyelenggaraan sebuah perpustakaan dapat berjalan terfokus, terarah, dan lebih
baik.
5) Manajemen modern, yaitu
suatu teori manajemen yang dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Ciri-ciri manajemen modern yang paling menonjol adalah berpikir
rasional, logis, penuh perhitungan, dan predictable.
b.
Strategi Manajemen Perpustakaan
Strategi manajemen perpustakaan adalah suatu rumusan
garis-garis besar keputusan dan tindakan yang ditetapkan oleh pengambil
keputusan untuk dilakukan dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi yang dimaksud antara lain mempertajam peran perpustakaan
sebagai berikut:[17]
1) Perpustakaan merupakan salah
satu pusat informasi, sumber belajar, tempat penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, tempat rekreasi yang sehat, sebagai sarana memelihara dan
melestarikan khasanah budaya umat manusia.
2) Perpustakaan merupakan
himpunan informasi dalam segala bentuk dan macamnya, baik yang tercetak (printed
matter), terekam (recorded matter), dan bentuk lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perpustakaan merupakan catatan dan
rekaman proses dan perjalanan sejarah umat manusia dari masa lalu, sekarang dan
yang akan datang sebagai proses untuk menuju kesempurnaannya.
3) Semua pihak terkait (stakeholders)
dalam pembentukan, pembinaan dan pengembangan seharusnya menyadari dan
mengambil sikap arif bahwa perpustakaan merupakan bagian dari dunia pendidikan
dalam arti luas, baik formal, informal maupun nonformal.
4) Kemajuan yang akan dicapai
oleh umat manusia dalam suatu kehidupan hanya dapat diraih dengan kemajuan pola
pikir (mindset) untuk menguasai ilmu pengetahuan, berpikir sistemik,
menyeluruh atau holistik dan sikap serta perilaku yang positif. Di dalamnya keberadaan
perpustakaan tidak bisa diabaikan.
5) Pada dasarnya perpustakaan
yang telah berfungsi dengan baik dalam pengertian dapat menjadi sumber dan
acuan informasi merupakan sesuatu yang sangat strategis. Eksistensi suatu
perpustakaan tersebut sekaligus menjadi tolok ukur kemajuan kehidupan
masyarakat di sekitarnya.
6) Perpustakaan mengelola
informasi, sedangkan informasi terus diproduksi, dikemas dan disebarluaskan
dalam berbagai media, serta berkembang setiap saat. Oleh sebab itu,
penyelenggara perpustakaan harus pandai-pandai memilah dan memilih informasi
yang paling bermanfaat. Perpustakaan harus berkerja secara profesional dan
proporsional dalam melayani semua pemakainya.
G. Penelitian Terdahulu
Tabel
1.1 Penelitian Terdahulu
No
|
Peneliti
|
Persamaan
|
Perbedaan
|
Orisinalitas
Penelitian
|
1.
|
I Putu Suhartika,
Universitas Udayana, 2004
|
Usaha Untuk Meningkatkan Layanan Perpustakaan
|
Fokus penelitian khusus pada pemanfaatan
teknologi informasi
|
Implementasi Teknologi Informasi Sebagai
Usaha Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dasar di
Kecamatan Sragen
Inovasi Manajemen Perpustakaan Sekolah
Menengah Pertama
Pola Strategi Sinergis Pengembangan
Perpustakaan Sekolah
Strategi Peningkatan Mutu pada Perpustakaan
Perguruan Tinggi
Weeding: A Strategy for Effective Management
of Library Stock at University of Ghana Medical School
|
2.
|
Tri Wahyu
ningsih,
Universitas Muham-madiyah Surakarta,
2011
|
Pengelolaan perpustakaan
|
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang
sekolah dasar
|
|
3.
|
Okdian Suprizal,
Universitas Bengkulu,
2013
|
Inovasi Manajemen Perpustakaan
|
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang
sekolah menengah pertama
|
|
4.
|
Irawaty A. Kahar, Universitas Negeri Medan,
2009
|
Strategi Pengembangan Perpustakaan Sekolah
|
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
|
|
5.
|
Safrudin Aziz, STAIN Purwokerto, 2010
|
Strategi Peningkatan Mutu pada Perpusatakaan
|
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang
perguruan tinggi
|
|
6.
|
Banleman Komlan dan Edwin S. Thomson, Ghana
University, 2015 (International Journal)
|
Strategi Efektif Manajemen Perpustakaan
|
Fokus penelitian dilakukan pada jenjang
perguruan tinggi dan koleksi perpustakaan
|
H. Paradigma Penelitian
Paradigma
dalam penelitian ini menggunakan paradigma alamiah (naturalistik) yang
bersumber dari pandangan fenomenologis, mengingat bahwa penelitian ini
dilakukan untuk mencari pemahaman tentang sebuah fenomena dengan memfokuskan
pada kondisi alamiah sehingga tidak terikat oleh variabel. Adapun alur pikir
penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut.
Merencanakan dan
mengorganisasikan bagaimana strategi untuk meningkatkan pelayanan
perpustakaan
|
Melaksanakan
strategi untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan
|
Strategi Manajemen Untuk
Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan
|
Mengevaluasi strategi untuk
meningkatkan pelayanan perpustakaan
|
Analisis data
|
|
Penyajian data
|
Penarikan kesimpulan
|
Kesimpulan akhir
|
Pengumpulan
data
|
Reduksi data
|
[1]Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45
[2]E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2002), 49-50
[3]
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Sagung Seto, 2006), 3.
[4]
Ibid.
[5]
Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 35.
[6]
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Sagung Seto, 2010),
11-12.
[7]
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), 3.
[8]
Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku: Wacan Penulisan dan Penerbitan,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
14-15.
[9]
Ibid.
[10]
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan ..., 39-40.
[11]
Blassius Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknologi, (Jakarta: ISIPII,
2009), 159.
[12]David
Bawden, User Oriented Evaluation of Information System and Services.
Aldershot: Gower Publishing Company, 1990), 49
[13]
Patricia Willard and Viva Tecca, Satisfying the User: a look at public
library, Australian Library Journal 32 (1) , 1983: 41
[14]
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpusatakaan Pasal 14
[15]
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan ..., 20.
[16]
Ibid., 27-28.
[17]
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat..., 151-152.
0 komentar:
Posting Komentar