BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu merupakan
suatu keharusan bagi lembaga pendidikan yang tetap ingin mempertahankan
eksistensinya di tengah persaingan ketat sebagai dampak semakin menjamurnya
lembaga-lembaga pendidikan baru yang mampu menawarkan kualitas daya saing yang
tinggi. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari aspek
manajemen lembaga pendidikan itu sendiri. Perencanaan sebagai salah satu fungsi
manajemen memegang peranan penting bagi serangkaian proses manajemen
selanjutnya. Bahkan perencanaan memberikan kontribusi besar sebagai penentu
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan.
Robbins dan Coulter sebagaimana
dikutip oleh Sule dan Saefullah mendefinisikan “planning is a process that
involves defining the organization’s goals, establishing an overall strategy
for achieving those goals, and developing a comprehensive set of plans to
integrate and coordinate organizational work”.[1] Dari pengertian
tersebut salah satu komponen dalam perencanaan adalah penentuan strategi untuk
mencapai tujuan secara menyeluruh. Dalam proses penyusunan strategi perlu adanya
pengenalan dan telaah terhadap lingkungan stratejik yang dilanjutkan dengan
analisis situasi internal dan eksternal atau yang lazim disebut analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah suatu
analisis kebijakan yang diambil berdasarkan kekuatan (strengthness),
kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).[2] Dalam analisis
SWOT dilakukan pengidentifikasian terhadap kekuatan yang dimiliki lembaga dan dapat
dikembangkan, kelemahan yang harus diupayakan untuk diatasi, peluang yang
memungkinkan bagi lembaga untuk dimanfaatkan, serta ancaman yang dapat
dipandang sebagai tantangan untuk memacu peningkatan mutu.
Analisis terhadap situasi
internal maupun eksternal dalam lembaga sangat diperlukan sebagai pertimbangan
dalam merumuskan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dalam
perspektif pendidikan Islam, petunjuk analisis ini secara implisit sebagaimana
terkandung dalam firman Allah sebagai berikut.
wur
(#qçRqä3s?
tûïÏ%©!$%x. (#qÝ¡nS ©!$#
öNßg9|¡Sr'sù
öNåk|¦àÿRr& 4 Í´¯»s9'ré& ãNèd
cqà)Å¡»xÿø9$#
ÇÊÒÈ
Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang
fasik. (QS.
Al-Hasyr: 19)
Dari
ayat di atas jika dikaitkan dengan konteks analisis situasi, maka hendaknya
suatu lembaga pendidikan tidak melalaikan suatu aspek yang sangat penting dalam
perumusan rencana strategik, yaitu analisis terhadap faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan lembaga pendidikan itu sendiri.
Dalam penjelasan ini mengisyaratkan bahwa jika suatu lembaga melalaikan aspek
yang penting ini dapat berakibat pada terhambatnya upaya pelaksanaan aktivitas
pendidikan serta upaya peningkatan mutu pendidikan.
Sebenarnya
jika dilihat dari potensi yang ada, lembaga-lembaga pendidikan Islam memiliki
kekuatan yang cukup besar, tetapi para pengelola lembaga belum memanfaatkan
sumber-sumber kekuatan tersebut secara maksimal, hal ini disadari karena belum
berjalannnya fungsi-fungsi manajerial dengan baik.[3]
Jika analisis terhadap kekuatan dan potensi peluang lebih dipertajam lagi maka
akan mengarahkan pada suatu gambaran inspiratif untuk menyusun strategi apa
yang harus disintesis dan diterapkan sesuai dengan kecocokan antara jenis kekuatan
yang dimiliki oleh lembaga dengan peluang yang ada.
Pendidikan
yang menjadi pilihan masyarakat akhir-akhir ini adalah pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan secara teknologis, fungsional, individual, informatif dan
terbuka, serta kemampuan secara etik dan moral yang dikembangkan melalui agama.[4]
Hal ini dapat dipandang sebagai tantangan dan peluang bagi lembaga pendidikan
untuk mencari celah strategi peningkatan mutu untuk menciptakan lembaga
pendidikan yang berdaya saing tinggi.
Berdasarkan
uraian di atas, untuk memahami lebih jauh mengenai pengenalan lingkungan
stratejik serta analisis SWOT secara teoritis maupun praktis, penulis menyusun
makalah yang berjudul “Pengenalan dan Telaah Lingkungan Stratejik dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SMP Islam Plus Nurul Hikmah
Trenggalek)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana analisis lingkungan
stratejik dalam peningkatan mutu pendidikan?
2. Bagaimana implementasi
secara praktis analisis SWOT terhadap lembaga pendidikan Islam?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan pembahasan dalam
makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Analisis lingkungan
stratejik dalam peningkatan mutu pendidikan.
2. Implementasi secara praktis
analisis SWOT terhadap lembaga pendidikan Islam.
[1]
Ernie Trisnawatie Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen,
(Jakarta: Kencana, 2008), 96.
[2]
Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM
Press, 2010), 26.
[3]
Marno dan Triyo Supriyanto, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
(Bandung: Refika Aditama, 2008), 6.
[4]
Ibid.,7.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Analisis Lingkungan Stratejik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan
Analisis merupakan penguraian suatu pokok
atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan[5]
Analisis dapat memberikan informasi detail mengenai sesuatu hal yang menjadi
sasaran. Dalam proses perencanaan strategi, analisis terhadap lingkungan
terhadap lingkungan diperlukan sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan
rencana.
Analisis lingkungan (enviromental
analysis) dapat didefinisikan sebagai “evaluation of the possible or
probable effects of external
forces and conditions
on an organization's
survival and growth
strategies”.[6]
Dalam analisis lingkungan dilakukan evaluasi terhadap faktor kekuatan-kekuatan
eksternal maupun kondisi internal dari strategi dalam mempertahankan kelangsungan
serta pertumbuhan organisasi.
Analisis lingkungan strategis sering
dikenal dengan istilah Strategic Environmental Assessment (SEA). Strategic
Environmental Assessment is a systematic decision
support process, aiming to ensure that environmental and possibly
other sustainability aspects are considered effectively in policy, plan and
programme making.[7]
Dari pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa dalam analisis lingkungan
strategis akan diidentifikasi faktor apa saja yang menguntungkan bagi lembaga
untuk dikembangkan serta faktor-faktor yang menjadi hambatan atau ancaman bagi
lembaga untuk dicari solusinya.
Bryson sebagaimana dikutip oleh Akdon
menyebutkan tahapan-tahapan dalam analisis lingkungan stratejik sebagai
berikut:[8]
1. Mengidentifikasi sumber-sumber untuk melakukan
scanning
Langkah
awal dalam telaah lingkungan adalah melakukan identifikasi berbagai sumber
untuk melakukan telaah lingkungan strategik. Sumber-sumber ini pada dasarnya
dibagi menjadi tiga level, yaitu task
environment, industry/organization
environment, serta macro environment.
Lebih lanjut disebutkan bahwa task
environment adalah sumber yang berkaitan dengan tugas-tugas (tugas pokok
dan fungsi). Misalnya individu dalam organisasi, unit organisasi, kapasitas
organisasi, serta struktur organisasi. Industry/organization environment
berkaitan dengan berbagai organisasi lain yang memiliki keterkaitan satu dengan
yang lainnya baik organisasi publik maupun privat. Macro environment merupakan level yang paling luas. Level ini
meliputi sektor sosial, politik, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi,
yang dapat memberikan pengaruh terhadap organisasi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dengan mengetahui keberadaan sumber-sumber tersebut akan
mempermudah langkah selanjutnya dari telaah lingkungan strategik yaitu scanning terhadap lingkungan internal
dan eksternal.
2. Melakukan scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal
Sebelum
suatu organisasi membuat rencana hari depan, organisasi itu harus menentukan di
mana ia sekarang berada. Mekanisme yang digunakan untuk mengukur kondisi di
dalam dan di luar organisasi dilakukan dengan jalan menjawab “di mana sekarang
kita berada” hal itu merupakan penilaian internal dan eksternal organisasi.
Inilah inti dari kegiatan scanning
terhadap lingkungan internal dan eksternal. Penilaian internal dan eksternal
adalah suatu telaah dan identifikasi tentang kondisi internal dan data
eksternal, serta faktor yang mempengaruhi organisasi. Hasil dari kegiatan ini
adalah identifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan organisasi yang merupakan
hasil dari secanning lingkungan internal; dan dari lingkungan eksternal akan
diperoleh identifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi.
3. Melakukan analisis untuk menilai hasil scanning
Tahap
ketiga dari kegiatan telaah lingkungan strategik adalah melakukan analisis
terhadap hasil scanning. Hasil dari
kegiatan tahap ini adalah penilaian terhadap hasil scanning. Penilalian biasanya difokuskan pada sisi input yang
dibutuhkan serta output yang dikeluarkan oleh instansi. Pada sisi input umumnya
berupa antara lain: anggaran yang dipergunakan oleh instansi, jumlah pegawai
dan aspek lain. Sedangkan pada sisi output, umumnya berupa jumlah dan jenis
produk atau jasa yang dihasilkan instansi, jumlah pelanggan yang harus
dilayani, dan lainnya. Sementara dari lingkungan eksternal dapat dilakukan
penentuan berbagai kejadian diluar instansi yang dapat memberikan pengaruh
terhadap organisasi/instansi. Secara umum, kejadian-kejadian tersebut dapat
digolongkan ke dalam kejadian yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi,
politik, sosial, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah dan persaingan.
4. Merumuskan hasil scanning untuk
keperluan penentuan action plan
Dalam
kegiatan penyusunan telaah lingkungan internal = PLI (SIE = Scanning Internal Environment) dan
telaah lingkungan eksternal = PLE (SEE = Scanning
Eksternal Environment) serta Kesimpulan Analisis Faktor Internal = KAFI
(IFAS = Internal Factor Analysis Summary)
dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal = KAFE (EFAS = Eksternal Factor Analysis Summary) harus berpedoman pada visi (vision), misi (mission) dan nilai-nilai (value) yang telah disepakati
sebelumnya dan berlaku di lingkungan organisasi yang bersangkutan. Kesesuaian
antara hasil scanning dengan visi,
misi dan nilai dalam organisasi merupakan dasar dalam pembuatan action plan sehingga action plan dibuat sesuai dengan keberadaan
organisasi.
Salah satu bentuk analisis yang sering digunakan dalam
menganalisis lingkungan stratejik adalah analisis SWOT. SWOT analysis is situation
analysis in which internal strengths and weaknesses of an organization, and external opportunities and threats faced by it are closely
examined to chart
a strategy. SWOT stands for strengths,
weaknesses, opportunities, and threats.[9]
Analisis SWOT merupakan analisis terhadap situasi internal organisasi yang
meliputi kekuatan dan kelemahan serta situasi eksternal yang meliputi peluang
dan ancaman yang digunakan untuk memetakan strategi.
Analisis SWOT sering digambarkan dalam
bentuk quadran SWOT sebagai berikut.
Internal
|
O = Opportunity/Peluang
|
T = Threat/Ancaman
|
S = Strengthness/ Kekuatan
|
SO
(maksimal-maksimal) yaitu strategi yang
mampu memanfaatkan secara maksimal strengthness dan opportunity
|
ST
(maksimal-minimal) yaitu strategi yang
mampu memanfaatkan secara maksimal strengthness dan meminimalkan threat
|
W = Weakness/ Kelemahan
|
WO
(minimal-maksimal) yaitu strategi yang
mengurangi weakness untuk mampu memanfaatkan secara maksimal opportunity
|
WT
(minimal-minimal) yaitu mengurangi
kelemahan internal weakness dan mengurangi threat
|
Gambar 2.1 Quadran SWOT[10]
Ada beberapa kegunaan dilaksanakannya
analisis SWOT pada suatu lembaga pendidikan, yakni sebagai berikut:[11]
a) Dapat memprediksi kemampuan
lembaga pendidikan dalam mengahdapi persaingan.
b) Memprediksi sisi positif dan
negatif suatu kebijakan.
c) Dapat mengidentifikasi
berbagai kemungkinan yang mendukung kelancaran kerja lembaga pendidikan.
d) Dapat mengembangkan sasaran
yang lebih spesifik.
Tahapan proses
analisis SWOT dapat digambarakan dalam skema berikut.
Internal
Analysis
|
External
Analysis
|
Internal Strengthness and Weakness
|
External Opportunity and Threat
|
Identification of key strategic issues
|
Evolution of options and selection of strategy
|
Implementation and management of chosen strategy
|
![]() ![]() |
Gambar
2.2 The SWOT Process[12]
B.
Implementasi Analisis SWOT terhadap Lembaga Pendidikan Islam
LEMBAR OBSERVASI
SCANNING DAN ANALISIS SWOT LEMBAGA PENDIDIKAN
Nama Sekolah : SMP ..................................
Alamat : ..................................................
INTERNAL
FACTOR (STRENGTHNESS – WEAKNESS)
|
||||||||
NO
|
INDIKATOR
|
SKOR*
|
KATEGORI*
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
S
|
W
|
||
1.
|
Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
|
√
|
√
|
|||||
2.
|
Pengelolaan Kurikulum
|
√
|
√
|
|||||
3.
|
Profesionalisme Guru
|
√
|
√
|
|||||
4.
|
Prestasi Akademik Siswa
|
√
|
√
|
|||||
5.
|
Prestasi Non-Akademik Siswa
|
√
|
√
|
|||||
6.
|
Kedisplinan Siswa
|
√
|
√
|
|||||
7.
|
Program Kegiatan Keagamaan
|
√
|
√
|
|||||
8.
|
Sistem Administrasi Pembelajaran
|
√
|
√
|
|||||
9.
|
Bimbingan Konseling/Karier Pend. Lanjut
|
√
|
√
|
|||||
10.
|
Mutu lulusan
|
√
|
√
|
|||||
EXTERNAL
FACTOR (OPPORTUNITIES – THREATS)
|
||||||||
NO
|
INDIKATOR
|
SKOR*
|
KATEGORI*
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
O
|
T
|
||
1.
|
Prestasi dalam kompetisi akademik
|
√
|
√
|
|||||
2.
|
Prestasi dalam kompetisi non akademik
|
√
|
√
|
|||||
3.
|
Prestasi kompetisi bidang keagamaan
|
√
|
√
|
|||||
4.
|
Kesiapan terhadap kebijakan pemerintah
|
√
|
√
|
|||||
5.
|
Daya saing dengan kompetitor
|
√
|
√
|
|||||
6.
|
Kemitraan dengan masyarakat/instansi lain
|
√
|
√
|
*) Berilah tanda √ pada salah satu kolom sesuai
penilaian dari kriteria indikator
a.
Internal: Skor
Skor
b.
Eksternal : Skor
Skor
|
Skor
|
Predikat
|
5
|
Sangat Baik
|
4
|
Baik
|
3
|
Cukup
|
2
|
Kurang
|
1
|
Sangat Kurang
|
Trenggalek, 13 Nopember 2015
Observer,
Dwi Pujiatin
SCANNING
Strengthness, Weakness, Opportunities, dan Threats
(SWOT)
Sesuai dengan judul pembahasan yang dikaitkan dengan peningkatan mutu
pendidikan maka sasaran analisis hanya difokuskan pada aspek yang berpengaruh
terhadap secara langsung dalam peningkatan mutu yaitu: input, proses, dan
output.
A. Kelebihan (Strengthness)
1.
Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
SMP .................. memiliki figur pemimpin yang berdedikasi
tinggi terhadap pendidikan, sangat disiplin, berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan di lembanganya. Selain itu merupakan sosok yang tegas dalam membina
bawahan sehingga dapat meningkatkan profesionalisme kerja para guru maupun
tenaga kependidikan di lembaga tersebut.
2.
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum mengacu pada kurikulum 2013 sesuai yang
diberlakukan oleh pemerintah. Untuk operasionalisasinya dilakukan upaya-upaya
pengembangan berdasarkan inovasi-inovasi di tingkat pengelola kurikulum maupun
di tingkat pendidik. Inovasi-inovasi ini diperlukan untuk memberikan pengalaman
belajar lebih banyak kepada siswa.
3.
Profesionalisme Guru
Upaya pembinaan dan kepemimpinan kepala SMP .................... menjadi faktor yang turut memberikan kontribusi bagi meningkatnya
profesionalisme guru. Guru senantiasa meningkatkan kompetensinya untuk
menciptakan pembelajaran dan merancang sistem evaluasi hasil pembelajaran yang
efektif bagi siswa.
4.
Prestasi Akademik Siswa
Prestasi siswa di bidang akademik dapat dikatakan belum terlalu menonjol.
Faktor yang turut berpengaruh diantaranya adalah kurangnya fasilitas sumber
belajar sehingga satu-satunya sumber belajar terfokus pada guru.
5.
Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan siswa di SMP ini tergolong tinggi. Kepala sekolah
memberlakukan peraturan yang cukup ketat guna menciptakan kedisiplinan bagi siswa.
Selain itu, dengan sistem ma’had lebih mudah mengontrol aktivitas siswa
sehingga dapat dilakukan upaya meminimalisasi pengaruh buruk lingkungan
terhadap siswa.
6.
Program Kegiatan Keagamaan
Di samping kegiatan akademik, di sekolah ini juga padat dengan kegiatan
tambahan berbasis keagamaan Islam. Hal ini bertujuan untuk lebih memperdalam
pengetahuan dan pengamalan agama Islam bagi siswa. Selain itu, kegiatan
keagamaan juga dapat diarahkan untuk menggali bakat-bakat siswa di bidang
keagamaan Islam.
7.
Sistem Administrasi Pembelajaran
Sistem
administrasi pembelajaran cukup tertata dengan baik. Kepala sekolah mensyaratkan
kepada semua pendidik agar mempersiapkan kelengkapan administrasi pembelajaran
secara teratur dan sistematis.
8.
Mutu Lulusan
Mutu lulusan tergolong dalam
kategori cukup. Mayoritas lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang selanjutnya
di sekolah-sekolah yang memiliki reputasi cukup baik.
B. Kelemahan (Weakness)
1.
Prestasi Non-Akademik
Prestasi non-akademik di sekolah ini masih tergolong rendah. Hal ini
dikarenakan sekolah ini masih tergolong sekolah yang masih baru sehingga masih
merintis untuk pemenuhan segala fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan
non-akademik, seperti ekstrakurikuler olahraga dan seni.
2.
Bimbingan Konseling/Karier Pendidikan Lanjut
Bimbingan konseling dan karier untuk jenjang pendidikan lanjut masih
kurang sehingga siswa kurang mempersiapkan diri untuk mencapai target yang
dipersyaratkan dalam jenjang pendidikan lanjut.
C. Peluang (Opportunities)
1.
Kompetisi Bidang Keagamaan
Berbagai
event seperti kompetisi dalam bidang keagamaan Islam menjadi peluang bagi siswa
di sekolah ini untuk turut berpartisipasi. Hal ini bersinergi dengan berbagai
upaya diversifikasi jenis-jenis kegiatan tambahan berbasis keagamaan Islam di
sekolah tersebut.
2.
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah misalnya terkait dengan pemberlakuan
kurikulum mendorong sekolah untuk meningkatkan kesiapan untuk menerapkan
kurikulum sesuai dengan yang berlaku. Hal ini menjadi peluang bagi sekolah
untuk berinovasi menciptakan strategi pengembangan kurikulum di level satuan
pendidikan guna menciptakan keunggulan lembaga.
3.
Kompetitor
Daya saing yang
cukup terhadap kompetitor menjadi satu faktor yang berpengaruh terhadap
eksistensi lembaga pendidikan di tengah persaingan menarik minat pelanggan jasa
pendidikan.
D. Tantangan (Threats)
1.
Kompetisi Bidang Akademik/Non Akademik
Prestasi
dalam kompetisi bidang akademik dan non-akademik masih belum terlihat menonjol
karena keterbatasan kualitas input serta fasilitas penunjang untuk peningkatan
prestasi di bidang akademik/non-akademik pada level kompetisi, minimal tingkat
kabupaten.
2.
Kemitraan dengan Masyarakat/Instansi Lain
Jaringan kemitraan dengan
masyarakat atau instansi lain masih kurang luas sehingga strategi yang
melibatkan pihak luar sebagai mitra masih tergolong minim.
Tabel ANALISIS SWOT
Quantitative Method
NO
|
STRENGTHNESS
|
SKOR
|
NO
|
WEAKNESS
|
SKOR
|
1.
|
Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
|
5
|
1.
|
Prestasi Non-Akademik Siswa
|
2
|
2.
|
Pengelolaan Kurikulum
|
4
|
2.
|
Bimbingan Konseling/Karier Pend. Lanjut
|
2
|
3.
|
Profesionalisme Guru
|
4
|
|||
4.
|
Prestasi Akademik Siswa
|
3
|
|||
5.
|
Kedisplinan Siswa
|
4
|
|||
6.
|
Program Kegiatan Keagamaan
|
5
|
|||
7.
|
Sistem Administrasi Pembelajaran
|
3
|
|||
8.
|
Mutu lulusan
|
3
|
|||
TOTAL SKOR
|
31
|
TOTAL SKOR
|
4
|
||
SELISIH TOTAL
KEKUATAN-KELEMAHAN (X) = 31 – 4 = 27
(+)
|
|||||
NO
|
OPPORTUNITIES
|
SKOR
|
NO
|
THREATS
|
SKOR
|
1.
|
Prestasi kompetisi bidang keagamaan
|
4
|
1.
|
Prestasi dalam kompetisi akademik
|
2
|
2.
|
Kesiapan terhadap kebijakan pemerintah
|
3
|
2.
|
Prestasi dalam kompetisi non akademik
|
2
|
3.
|
Daya saing dengan kompetitor
|
3
|
3
|
Kemitraan dengan masyarakat/instansi lain
|
2
|
TOTAL SKOR
|
10
|
TOTAL SKOR
|
6
|
||
SELISIH TOTAL
PELUANG-TANTANGAN (Y) = O - T = 10 - 6
= 4
(+)
|
Opportunies (+)
|
Strengthness (+)
|
Weakness (-)
|
Threats (-)
|
Aggresive
Strategy
|
Diversification
Strategy
|
Turn-Around
Strategy
|
Defensive
Strategy
|
Gambar 2.3 Kuadran strategi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Analisis lingkungan
stratejik merupakan suatu analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang menguntungkan bagi lembaga untuk dikembangkan serta faktor-faktor yang
menjadi hambatan atau ancaman bagi lembaga untuk dicari solusinya.
2. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan metode kuantitatif analisis SWOT diperoleh nilai x (strengthness
- weakness) positif dan nilai y (opportunities - threats) positif maka posisi sekolah
tersebut berada pada kuadran I sehingga strategi yang digunakan adalah strategi
agresif. Dalam strategi agresif ini sekolah memiliki kekuatan yang tinggi dan
peluang yang besar. Oleh karena itu, tujuan dari strategi ini diorientasikan
untuk memperoleh hasil maksimal dengan memanfaatkan secara kolaboratif segala
kekuatan dan peluang yang yang ada. Adapun strategi-strategi yang dapat
diterapkan untuk sekolah yang bersangkutan antara lain sebagai berikut:
(a) Upaya penambahan fasilitas
ruang kelas, laboratorium dan kebutuhan gedung penunjang kegiatan pendidikan
dapat dilakukan dengan membangun gedung bertingkat untuk menyiasati luas lahan
sekolah yang sangat terbatas.
(b) Peningkatan pembinaan kepala
sekolah terhadap guru untuk meningkatkan profesionalisme guru.
(c) Upaya-upaya inovatif
pengembangan kurikulum dan peningkatan prestasi siswa di bidang akademik maupun
non akademik.
(d) Pengembangan program
kegiatan keagamaan dalam rangka pembinaan moral keagamaan siswa.
(e) Pembinaan dan peningkatan
kedisiplinan siswa.
(f) Membangun kemitraan dengan
masyarakat, instansi dan kerja sama dengan lembaga-lembaga bimbingan belajar.
B. Saran
1. Bagi pembaca, hendaknya
menggali lebih dalam dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi lebih
lengkap mengenai gambaran implementasi analisis SWOT dalam lembaga pendidikan,
khususnya lembaga pendidikan Islam.
2. Bagi mahasiswa, khususnya
mahasiswa program studi Manajemen Pendidikan Islam hendaknya tidak hanya
mempelajari konsep analisis SWOT secara teoritis saja tetapi juga
mengimplementasikan dalam tataran praktis di lembaga pendidikan, khususnya
lembaga pendidikan Islam.
[5]
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Kamus Bahasa Indonesia
(versi daring/online), http://kbbi.web.id/analisis diakses pada Minggu, 15 Nopember 2015 pukul
19:27 WIB
[6]
BusinessDictionary.com, Definition of Environmental Analysis, http://www.businessdictionary.com/definition/environmental-analysis.html diakses pada
Minggu, 15 Nopember 2015 pukul 05:35 WIB
[7]
Wikimedia Foundation Inc., Strategic Environmental Analysis, https://en.wikipedia.org/wiki/Strategic_environmental_assessment diakses pada Senin, 16 Nopember 2015 pukul
05:48 WIB
[8]
Akdon, Strategic Management for Educational Management, (Bandung:
Alfabeta, 2007), 108-111
[9]
BusinessDictionary.com, Definition of
SWOT Analysis, http://www.businessdictionary.com/definition/SWOT-analysis.html diakses pada Minggu, 15 Nopember 2015 pukul
05:49 WIB
[10]
Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas..., 25-26.
[11]
Ibid.,26.
[12]
Neil Ritson, Strategic Management, (t.tp : Bookbon., 2013), 65.
0 komentar:
Posting Komentar