CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 24 Desember 2015

Dwi Pujiatin - Tugas Manajemen Stratejik

BAB I
PENDAHULUAN

                                                                            
A.      Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu merupakan suatu keharusan bagi lembaga pendidikan yang tetap ingin mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan ketat sebagai dampak semakin menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan baru yang mampu menawarkan kualitas daya saing yang tinggi. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari aspek manajemen lembaga pendidikan itu sendiri. Perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen memegang peranan penting bagi serangkaian proses manajemen selanjutnya. Bahkan perencanaan memberikan kontribusi besar sebagai penentu keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan.
Robbins dan Coulter sebagaimana dikutip oleh Sule dan Saefullah mendefinisikan “planning is a process that involves defining the organization’s goals, establishing an overall strategy for achieving those goals, and developing a comprehensive set of plans to integrate and coordinate organizational work”.[1] Dari pengertian tersebut salah satu komponen dalam perencanaan adalah penentuan strategi untuk mencapai tujuan secara menyeluruh. Dalam proses penyusunan strategi perlu adanya pengenalan dan telaah terhadap lingkungan stratejik yang dilanjutkan dengan analisis situasi internal dan eksternal atau yang lazim disebut analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah suatu analisis kebijakan yang diambil berdasarkan kekuatan (strengthness), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).[2] Dalam analisis SWOT dilakukan pengidentifikasian terhadap kekuatan yang dimiliki lembaga dan dapat dikembangkan, kelemahan yang harus diupayakan untuk diatasi, peluang yang memungkinkan bagi lembaga untuk dimanfaatkan, serta ancaman yang dapat dipandang sebagai tantangan untuk memacu peningkatan mutu.
Analisis terhadap situasi internal maupun eksternal dalam lembaga sangat diperlukan sebagai pertimbangan dalam merumuskan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dalam perspektif pendidikan Islam, petunjuk analisis ini secara implisit sebagaimana terkandung dalam firman Allah sebagai berikut.
Ÿwur (#qçRqä3s? tûïÏ%©!$%x. (#qÝ¡nS ©!$# öNßg9|¡Sr'sù öNåk|¦àÿRr& 4 šÍ´¯»s9'ré& ãNèd šcqà)Å¡»xÿø9$# ÇÊÒÈ  
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hasyr: 19)
Dari ayat di atas jika dikaitkan dengan konteks analisis situasi, maka hendaknya suatu lembaga pendidikan tidak melalaikan suatu aspek yang sangat penting dalam perumusan rencana strategik, yaitu analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan lembaga pendidikan itu sendiri. Dalam penjelasan ini mengisyaratkan bahwa jika suatu lembaga melalaikan aspek yang penting ini dapat berakibat pada terhambatnya upaya pelaksanaan aktivitas pendidikan serta upaya peningkatan mutu pendidikan.
Sebenarnya jika dilihat dari potensi yang ada, lembaga-lembaga pendidikan Islam memiliki kekuatan yang cukup besar, tetapi para pengelola lembaga belum memanfaatkan sumber-sumber kekuatan tersebut secara maksimal, hal ini disadari karena belum berjalannnya fungsi-fungsi manajerial dengan baik.[3] Jika analisis terhadap kekuatan dan potensi peluang lebih dipertajam lagi maka akan mengarahkan pada suatu gambaran inspiratif untuk menyusun strategi apa yang harus disintesis dan diterapkan sesuai dengan kecocokan antara jenis kekuatan yang dimiliki oleh lembaga dengan peluang yang ada.
Pendidikan yang menjadi pilihan masyarakat akhir-akhir ini adalah pendidikan yang dapat memberikan kemampuan secara teknologis, fungsional, individual, informatif dan terbuka, serta kemampuan secara etik dan moral yang dikembangkan melalui agama.[4] Hal ini dapat dipandang sebagai tantangan dan peluang bagi lembaga pendidikan untuk mencari celah strategi peningkatan mutu untuk menciptakan lembaga pendidikan yang berdaya saing tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, untuk memahami lebih jauh mengenai pengenalan lingkungan stratejik serta analisis SWOT secara teoritis maupun praktis, penulis menyusun makalah yang berjudul “Pengenalan dan Telaah Lingkungan Stratejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SMP Islam Plus Nurul Hikmah Trenggalek)”.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1.    Bagaimana analisis lingkungan stratejik dalam peningkatan mutu pendidikan?
2.    Bagaimana implementasi secara praktis analisis SWOT terhadap lembaga pendidikan Islam?

C.      Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Analisis lingkungan stratejik dalam peningkatan mutu pendidikan.
2.    Implementasi secara praktis analisis SWOT terhadap lembaga pendidikan Islam.





[1] Ernie Trisnawatie Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2008), 96.
[2] Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2010), 26.
[3] Marno dan Triyo Supriyanto, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2008), 6.
[4] Ibid.,7.

BAB II
PEMBAHASAN


A.  Analisis Lingkungan Stratejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan[5] Analisis dapat memberikan informasi detail mengenai sesuatu hal yang menjadi sasaran. Dalam proses perencanaan strategi, analisis terhadap lingkungan terhadap lingkungan diperlukan sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan rencana.
Analisis lingkungan (enviromental analysis) dapat didefinisikan sebagai “evaluation of the possible or probable effects of external forces and conditions on an organization's survival and growth strategies”.[6] Dalam analisis lingkungan dilakukan evaluasi terhadap faktor kekuatan-kekuatan eksternal maupun kondisi internal dari strategi dalam mempertahankan kelangsungan serta pertumbuhan organisasi.
Analisis lingkungan strategis sering dikenal dengan istilah Strategic Environmental Assessment (SEA). Strategic Environmental Assessment is a systematic decision support process, aiming to ensure that environmental and possibly other sustainability aspects are considered effectively in policy, plan and programme making.[7] Dari pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa dalam analisis lingkungan strategis akan diidentifikasi faktor apa saja yang menguntungkan bagi lembaga untuk dikembangkan serta faktor-faktor yang menjadi hambatan atau ancaman bagi lembaga untuk dicari solusinya.
Bryson sebagaimana dikutip oleh Akdon menyebutkan tahapan-tahapan dalam analisis lingkungan stratejik sebagai berikut:[8]
1.      Mengidentifikasi sumber-sumber untuk melakukan scanning
Langkah awal dalam telaah lingkungan adalah melakukan identifikasi berbagai sumber untuk melakukan telaah lingkungan strategik. Sumber-sumber ini pada dasarnya dibagi menjadi tiga level, yaitu task environment, industry/organization environment, serta macro environment. Lebih lanjut disebutkan bahwa task environment adalah sumber yang berkaitan dengan tugas-tugas (tugas pokok dan fungsi). Misalnya individu dalam organisasi, unit organisasi, kapasitas organisasi, serta struktur organisasi. Industry/organization environment berkaitan dengan berbagai organisasi lain yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya baik organisasi publik maupun privat. Macro environment merupakan level yang paling luas. Level ini meliputi sektor sosial, politik, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dapat memberikan pengaruh terhadap organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengetahui keberadaan sumber-sumber tersebut akan mempermudah langkah selanjutnya dari telaah lingkungan strategik yaitu scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal.
2.      Melakukan scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal
Sebelum suatu organisasi membuat rencana hari depan, organisasi itu harus menentukan di mana ia sekarang berada. Mekanisme yang digunakan untuk mengukur kondisi di dalam dan di luar organisasi dilakukan dengan jalan menjawab “di mana sekarang kita berada” hal itu merupakan penilaian internal dan eksternal organisasi. Inilah inti dari kegiatan scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal. Penilaian internal dan eksternal adalah suatu telaah dan identifikasi tentang kondisi internal dan data eksternal, serta faktor yang mempengaruhi organisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah identifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan organisasi yang merupakan hasil dari secanning lingkungan internal; dan dari lingkungan eksternal akan diperoleh identifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi.
3.      Melakukan analisis untuk menilai hasil scanning
Tahap ketiga dari kegiatan telaah lingkungan strategik adalah melakukan analisis terhadap hasil scanning. Hasil dari kegiatan tahap ini adalah penilaian terhadap hasil scanning. Penilalian biasanya difokuskan pada sisi input yang dibutuhkan serta output yang dikeluarkan oleh instansi. Pada sisi input umumnya berupa antara lain: anggaran yang dipergunakan oleh instansi, jumlah pegawai dan aspek lain. Sedangkan pada sisi output, umumnya berupa jumlah dan jenis produk atau jasa yang dihasilkan instansi, jumlah pelanggan yang harus dilayani, dan lainnya. Sementara dari lingkungan eksternal dapat dilakukan penentuan berbagai kejadian diluar instansi yang dapat memberikan pengaruh terhadap organisasi/instansi. Secara umum, kejadian-kejadian tersebut dapat digolongkan ke dalam kejadian yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah dan persaingan.
4.      Merumuskan hasil scanning untuk keperluan penentuan action plan
Dalam kegiatan penyusunan telaah lingkungan internal = PLI (SIE = Scanning Internal Environment) dan telaah lingkungan eksternal = PLE (SEE = Scanning Eksternal Environment) serta Kesimpulan Analisis Faktor Internal = KAFI (IFAS = Internal Factor Analysis Summary) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal = KAFE (EFAS = Eksternal Factor Analysis Summary) harus berpedoman pada visi (vision), misi (mission) dan nilai-nilai (value) yang telah disepakati sebelumnya dan berlaku di lingkungan organisasi yang bersangkutan. Kesesuaian antara hasil scanning dengan visi, misi dan nilai dalam organisasi merupakan dasar dalam pembuatan action plan sehingga action plan dibuat sesuai dengan keberadaan organisasi.

Salah satu bentuk analisis yang sering digunakan dalam menganalisis lingkungan stratejik adalah analisis SWOT. SWOT analysis is situation analysis in which internal strengths and weaknesses of an organization, and external opportunities and threats faced by it are closely examined to chart a strategy. SWOT stands for strengths, weaknesses, opportunities, and threats.[9] Analisis SWOT merupakan analisis terhadap situasi internal organisasi yang meliputi kekuatan dan kelemahan serta situasi eksternal yang meliputi peluang dan ancaman yang digunakan untuk memetakan strategi.
Analisis SWOT sering digambarkan dalam bentuk quadran SWOT sebagai berikut.

                Eksternal
Internal
O = Opportunity/Peluang
T = Threat/Ancaman
S = Strengthness/ Kekuatan
SO
(maksimal-maksimal) yaitu strategi yang mampu memanfaatkan secara maksimal strengthness dan opportunity

ST
(maksimal-minimal) yaitu strategi yang mampu memanfaatkan secara maksimal strengthness dan meminimalkan threat
W = Weakness/ Kelemahan
WO
(minimal-maksimal) yaitu strategi yang mengurangi weakness untuk mampu memanfaatkan secara maksimal opportunity

WT
(minimal-minimal) yaitu mengurangi kelemahan internal weakness dan mengurangi threat
Gambar 2.1 Quadran SWOT[10]


Ada beberapa kegunaan dilaksanakannya analisis SWOT pada suatu lembaga pendidikan, yakni sebagai berikut:[11]
a)      Dapat memprediksi kemampuan lembaga pendidikan dalam mengahdapi persaingan.
b)      Memprediksi sisi positif dan negatif suatu kebijakan.
c)      Dapat mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang mendukung kelancaran kerja lembaga pendidikan.
d)     Dapat mengembangkan sasaran yang lebih spesifik.
Tahapan proses analisis SWOT dapat digambarakan dalam skema berikut.

Internal Analysis

External Analysis

Internal Strengthness and Weakness

External Opportunity and Threat

Identification of key strategic issues

Evolution of options and selection of strategy

Implementation and management of chosen strategy
Text Box: Continual FeedbackText Box: Continual Feedback
 

















Gambar 2.2 The SWOT Process[12]

B.  Implementasi Analisis SWOT terhadap Lembaga Pendidikan Islam

LEMBAR OBSERVASI
SCANNING DAN ANALISIS SWOT LEMBAGA PENDIDIKAN

Nama Sekolah     :    SMP ..................................
Alamat                 :    ..................................................
INTERNAL FACTOR (STRENGTHNESS – WEAKNESS)
NO
INDIKATOR
SKOR*
KATEGORI*
1
2
3
4
5
S
W
1.
Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah





2.
Pengelolaan Kurikulum





3.
Profesionalisme Guru





4.
Prestasi Akademik Siswa





5.
Prestasi Non-Akademik Siswa





6.
Kedisplinan Siswa





7.
Program Kegiatan Keagamaan





8.
Sistem Administrasi Pembelajaran





9.
Bimbingan Konseling/Karier Pend. Lanjut





10.
Mutu lulusan





EXTERNAL FACTOR (OPPORTUNITIES – THREATS)
NO
INDIKATOR
SKOR*
KATEGORI*
1
2
3
4
5
O
T
1.
Prestasi dalam kompetisi akademik





2.
Prestasi dalam kompetisi non akademik





3.
Prestasi kompetisi bidang keagamaan





4.
Kesiapan terhadap kebijakan pemerintah





5.
Daya saing dengan kompetitor





6.
Kemitraan dengan masyarakat/instansi lain





*) Berilah tanda pada salah satu kolom sesuai penilaian dari kriteria indikator

a. Internal:     Skor  tergolong S
                       Skor  tergolong W
b. Eksternal :  Skor  tergolong O
                       Skor  tergolong T

Keterangan:
Skor
Predikat
5
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat Kurang

                                                                Trenggalek, 13 Nopember 2015
                                                           Observer,

                                                             Dwi Pujiatin
SCANNING
Strengthness, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT)

Sesuai dengan judul pembahasan yang dikaitkan dengan peningkatan mutu pendidikan maka sasaran analisis hanya difokuskan pada aspek yang berpengaruh terhadap secara langsung dalam peningkatan mutu yaitu: input, proses, dan output.
A.      Kelebihan (Strengthness)
1.         Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
SMP .................. memiliki figur pemimpin yang berdedikasi tinggi terhadap pendidikan, sangat disiplin, berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan di lembanganya. Selain itu merupakan sosok yang tegas dalam membina bawahan sehingga dapat meningkatkan profesionalisme kerja para guru maupun tenaga kependidikan di lembaga tersebut.
2.         Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum mengacu pada kurikulum 2013 sesuai yang diberlakukan oleh pemerintah. Untuk operasionalisasinya dilakukan upaya-upaya pengembangan berdasarkan inovasi-inovasi di tingkat pengelola kurikulum maupun di tingkat pendidik. Inovasi-inovasi ini diperlukan untuk memberikan pengalaman belajar lebih banyak kepada siswa.
3.         Profesionalisme Guru
Upaya pembinaan dan kepemimpinan kepala SMP .................... menjadi faktor yang turut memberikan kontribusi bagi meningkatnya profesionalisme guru. Guru senantiasa meningkatkan kompetensinya untuk menciptakan pembelajaran dan merancang sistem evaluasi hasil pembelajaran yang efektif bagi siswa.
4.         Prestasi Akademik Siswa
Prestasi siswa di bidang akademik dapat dikatakan belum terlalu menonjol. Faktor yang turut berpengaruh diantaranya adalah kurangnya fasilitas sumber belajar sehingga satu-satunya sumber belajar terfokus pada guru.
5.         Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan siswa di SMP ini tergolong tinggi. Kepala sekolah memberlakukan peraturan yang cukup ketat guna menciptakan kedisiplinan bagi siswa. Selain itu, dengan sistem ma’had lebih mudah mengontrol aktivitas siswa sehingga dapat dilakukan upaya meminimalisasi pengaruh buruk lingkungan terhadap siswa.
6.         Program Kegiatan Keagamaan
Di samping kegiatan akademik, di sekolah ini juga padat dengan kegiatan tambahan berbasis keagamaan Islam. Hal ini bertujuan untuk lebih memperdalam pengetahuan dan pengamalan agama Islam bagi siswa. Selain itu, kegiatan keagamaan juga dapat diarahkan untuk menggali bakat-bakat siswa di bidang keagamaan Islam.
7.         Sistem Administrasi Pembelajaran
Sistem administrasi pembelajaran cukup tertata dengan baik. Kepala sekolah mensyaratkan kepada semua pendidik agar mempersiapkan kelengkapan administrasi pembelajaran secara teratur dan sistematis.
8.         Mutu Lulusan
Mutu lulusan tergolong dalam kategori cukup. Mayoritas lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang selanjutnya di sekolah-sekolah yang memiliki reputasi cukup baik.
B.       Kelemahan (Weakness)
1.         Prestasi Non-Akademik
Prestasi non-akademik di sekolah ini masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan sekolah ini masih tergolong sekolah yang masih baru sehingga masih merintis untuk pemenuhan segala fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan non-akademik, seperti ekstrakurikuler olahraga dan seni. 
2.         Bimbingan Konseling/Karier Pendidikan Lanjut
Bimbingan konseling dan karier untuk jenjang pendidikan lanjut masih kurang sehingga siswa kurang mempersiapkan diri untuk mencapai target yang dipersyaratkan dalam jenjang pendidikan lanjut.
C.      Peluang (Opportunities)
1.         Kompetisi Bidang Keagamaan
Berbagai event seperti kompetisi dalam bidang keagamaan Islam menjadi peluang bagi siswa di sekolah ini untuk turut berpartisipasi. Hal ini bersinergi dengan berbagai upaya diversifikasi jenis-jenis kegiatan tambahan berbasis keagamaan Islam di sekolah tersebut.
2.         Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah misalnya terkait dengan pemberlakuan kurikulum mendorong sekolah untuk meningkatkan kesiapan untuk menerapkan kurikulum sesuai dengan yang berlaku. Hal ini menjadi peluang bagi sekolah untuk berinovasi menciptakan strategi pengembangan kurikulum di level satuan pendidikan guna menciptakan keunggulan lembaga.
3.         Kompetitor
Daya saing yang cukup terhadap kompetitor menjadi satu faktor yang berpengaruh terhadap eksistensi lembaga pendidikan di tengah persaingan menarik minat pelanggan jasa pendidikan.
D.      Tantangan  (Threats)
1.         Kompetisi Bidang Akademik/Non Akademik
Prestasi dalam kompetisi bidang akademik dan non-akademik masih belum terlihat menonjol karena keterbatasan kualitas input serta fasilitas penunjang untuk peningkatan prestasi di bidang akademik/non-akademik pada level kompetisi, minimal tingkat kabupaten.
2.         Kemitraan dengan Masyarakat/Instansi Lain
Jaringan kemitraan dengan masyarakat atau instansi lain masih kurang luas sehingga strategi yang melibatkan pihak luar sebagai mitra masih tergolong minim.
Tabel ANALISIS SWOT
Quantitative Method
NO
STRENGTHNESS
SKOR
NO
WEAKNESS
SKOR
1.
Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
5
1.
Prestasi Non-Akademik Siswa
2
2.
Pengelolaan Kurikulum
4
2.
Bimbingan Konseling/Karier Pend. Lanjut
2
3.
Profesionalisme Guru
4



4.
Prestasi Akademik Siswa
3



5.
Kedisplinan Siswa
4



6.
Program Kegiatan Keagamaan
5



7.
Sistem Administrasi Pembelajaran
3



8.
Mutu lulusan
3



TOTAL SKOR
31
TOTAL SKOR
4
SELISIH TOTAL KEKUATAN-KELEMAHAN (X) =  31 – 4 = 27 (+)
NO
OPPORTUNITIES
SKOR
NO
THREATS
SKOR
1.
Prestasi kompetisi bidang keagamaan
4
1.
Prestasi dalam kompetisi akademik
2
2.
Kesiapan terhadap kebijakan pemerintah
3
2.
Prestasi dalam kompetisi non akademik
2
3.
Daya saing dengan kompetitor
3
3
Kemitraan dengan masyarakat/instansi lain
2
TOTAL SKOR
10
TOTAL SKOR
6
SELISIH TOTAL PELUANG-TANTANGAN (Y) = O - T =  10 - 6 =  4  (+)


Opportunies (+)

Strengthness (+)

Weakness (-)

Threats (-)

Aggresive
Strategy

Diversification
Strategy

Turn-Around
Strategy

Defensive
Strategy
 














Gambar 2.3  Kuadran strategi

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Analisis lingkungan stratejik merupakan suatu analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menguntungkan bagi lembaga untuk dikembangkan serta faktor-faktor yang menjadi hambatan atau ancaman bagi lembaga untuk dicari solusinya.
2.    Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode kuantitatif analisis SWOT diperoleh nilai x (strengthness - weakness) positif dan nilai y (opportunities -  threats) positif maka posisi sekolah tersebut berada pada kuadran I sehingga strategi yang digunakan adalah strategi agresif. Dalam strategi agresif ini sekolah memiliki kekuatan yang tinggi dan peluang yang besar. Oleh karena itu, tujuan dari strategi ini diorientasikan untuk memperoleh hasil maksimal dengan memanfaatkan secara kolaboratif segala kekuatan dan peluang yang yang ada. Adapun strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk sekolah yang bersangkutan antara lain sebagai berikut:
(a)      Upaya penambahan fasilitas ruang kelas, laboratorium dan kebutuhan gedung penunjang kegiatan pendidikan dapat dilakukan dengan membangun gedung bertingkat untuk menyiasati luas lahan sekolah yang sangat terbatas.
(b)      Peningkatan pembinaan kepala sekolah terhadap guru untuk meningkatkan profesionalisme guru.
(c)      Upaya-upaya inovatif pengembangan kurikulum dan peningkatan prestasi siswa di bidang akademik maupun non akademik.
(d)     Pengembangan program kegiatan keagamaan dalam rangka pembinaan moral keagamaan siswa.
(e)      Pembinaan dan peningkatan kedisiplinan siswa.
(f)       Membangun kemitraan dengan masyarakat, instansi dan kerja sama dengan lembaga-lembaga bimbingan belajar.
B.     Saran
1.      Bagi pembaca, hendaknya menggali lebih dalam dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai gambaran implementasi analisis SWOT dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam.
2.      Bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Manajemen Pendidikan Islam hendaknya tidak hanya mempelajari konsep analisis SWOT secara teoritis saja tetapi juga mengimplementasikan dalam tataran praktis di lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam.



[5] Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Kamus Bahasa Indonesia (versi daring/online), http://kbbi.web.id/analisis  diakses pada Minggu, 15 Nopember 2015 pukul 19:27 WIB
[6] BusinessDictionary.com, Definition of Environmental Analysis, http://www.businessdictionary.com/definition/environmental-analysis.html  diakses pada  Minggu, 15 Nopember 2015 pukul 05:35 WIB
[7] Wikimedia Foundation Inc., Strategic Environmental Analysis, https://en.wikipedia.org/wiki/Strategic_environmental_assessment  diakses pada Senin, 16 Nopember 2015 pukul 05:48 WIB
[8] Akdon, Strategic Management for Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2007), 108-111
[9] BusinessDictionary.com, Definition of  SWOT Analysis, http://www.businessdictionary.com/definition/SWOT-analysis.html   diakses pada Minggu, 15 Nopember 2015 pukul 05:49 WIB
[10] Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas..., 25-26.
[11] Ibid.,26.
[12] Neil Ritson, Strategic Management, (t.tp : Bookbon., 2013), 65.

0 komentar: